Pj Bupati Cirebon: Bawang Merah Menjadi Salah Satu Komoditas Penyumbang Inflasi

Jumat, 4 Oktober 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto: Istimewa

Foto: Istimewa

Uji coba ini dilakukan untuk mengukur efektivitas dan efisiensi penanaman bawang merah.

DARA | Penjabat Bupati Cirebon, Wahyu Mijaya, mengumumkan keberhasilan uji coba penanaman bawang merah menggunakan biji di Kabupaten Cirebon.

Kolaborasi dengan Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon dan Prima Agrosid, metode penanaman ini tengah diuji dalam berbagai periode panen, yakni 75 hari, 85 hari, dan 95 hari. Uji coba ini dilakukan di Desa Cikalahang, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon.

Menurut Wahyu Mijaya, uji coba ini dilakukan untuk mengukur efektivitas dan efisiensi penanaman bawang merah dari biji dibandingkan dengan metode tradisional yang menggunakan umbi.

“Kami akan menghitung selisih biaya produksi antara penanaman dengan biji dan umbi, mana yang lebih murah dan lebih efisien,” ujarnya.

Hasil awal menunjukkan bahwa biaya produksi bawang merah dari biji lebih rendah dibandingkan menggunakan umbi.

Selain itu, metode ini juga lebih efisien dalam hal penanaman dan pemeliharaan. Jika uji coba ini berhasil, akan dilakukan sosialisasi kepada masyarakat petani untuk memperluas penggunaan metode ini.

Salah satu temuan penting dari uji coba ini adalah potensi hasil panen yang jauh lebih besar.

“Jika penanaman bawang merah dengan umbi di satu hektar menghasilkan 10 ton, maka menggunakan biji bisa mencapai 20 ton,” kata Wahyu.

Keberhasilan uji coba ini diharapkan mampu membantu mengendalikan laju inflasi di Kabupaten Cirebon, di mana bawang merah menjadi salah satu komoditas penyumbang inflasi.

“Jika suplai bawang merah stabil, kita bisa menjaga harga di pasar tetap terkendali,” ujarnya.

Selain itu, masa simpan bawang merah juga dapat diperpanjang dengan metode penanaman dari biji.

Bawang merah yang dipanen dalam 95 hari memiliki masa simpan lebih lama dibandingkan yang dipanen dalam 75 hari. Hal ini memungkinkan bawang merah ditahan sementara saat pasokan di pasar melimpah, sebagai salah satu strategi untuk mengendalikan harga.

“Uji coba ini dilakukan di lahan seluas 1.000 meter persegi yang terbagi menjadi tiga bagian untuk setiap masa panen,” tutur Wahyu.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, Alex Suheriyawan, juga menambahkan bahwa metode ini dapat mengatasi masalah ketersediaan bibit, yang selama ini menjadi tantangan utama dalam budidaya bawang merah.

“Saat ini, Kabupaten Cirebon memiliki lahan pertanian bawang merah seluas sekitar 4.000 hektar yang tersebar di tujuh kecamatan,” kata Alex.***

Editor: denkur

Berita Terkait

Kakanwil Kemenkumham Jabar: Rehabilitasi Narkoba bagi WBP Kegiatan Luar Biasa
Garut Siap Jadi Tuan Rumah Festival Tunas Bahasa Ibu 2024
Bupati Sukabumi Bahas Soal Mitra Cai dan Ketahanan Pangan
Amankan Pilkada, Polres Sukabumi Gelar Operasi Mantap Praja Lodaya-2024
INKAI Garut Gelar Karate Championship 2024 Ajang Latihan Mental dan Pencarian Bibit Unggul
Masa Tenang di Garut, Paslon Ikut Tertibkan Alat Peraga Kampanye
Tenaga Pendidik Se-Jabar Akan Dilatih Jadi Guru Penggerak
Seorang Siswa Dianiaya Kakak Kelas, Pj Bupati Subang akan Pecat Oknum Kepsek dan Gurunya
Berita ini 11 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 25 November 2024 - 19:56 WIB

Kakanwil Kemenkumham Jabar: Rehabilitasi Narkoba bagi WBP Kegiatan Luar Biasa

Senin, 25 November 2024 - 18:52 WIB

Garut Siap Jadi Tuan Rumah Festival Tunas Bahasa Ibu 2024

Senin, 25 November 2024 - 16:49 WIB

Bupati Sukabumi Bahas Soal Mitra Cai dan Ketahanan Pangan

Senin, 25 November 2024 - 16:35 WIB

Amankan Pilkada, Polres Sukabumi Gelar Operasi Mantap Praja Lodaya-2024

Minggu, 24 November 2024 - 20:25 WIB

INKAI Garut Gelar Karate Championship 2024 Ajang Latihan Mental dan Pencarian Bibit Unggul

Berita Terbaru