Simak Nih, Catatan Diskusi Nasional “Kepemimpinan Profetik dan Pilkada 2024”

Selasa, 15 Oktober 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Universitas Paramadina Kembali menggelar Diskusi Nasional bertajuk

Universitas Paramadina Kembali menggelar Diskusi Nasional bertajuk "Kepemimpinan Profetik dan Pilkada 2024", Senin (14/10/2024). (Foto: Ist)

Kepemimpinan profetik, yang mengutamakan moral dan keadilan, sangat dibutuhkan untuk mengatasi masalah ini.

DARA| Universitas Paramadina Kembali menggelar Diskusi Nasional. Kali diskusi bertajuk “Kepemimpinan Profetik dan Pilkada 2024” yang mengangkat isu kepemimpinan moral dalam konteks Pilkada serentak yang akan berlangsung pada 27 November 2024.

Diskusi yang diselenggarakan secara daring, Senin (14/10/2024) oleh The Lead Institute Universitas Paramadina ini dipandu oleh Maya Fransiska, S.Ag, dan dihadiri oleh sejumlah pakar dalam bidang politik dan pemerintahan.

“Desentralisasi topik yang sangat penting bagi pembangunan daerah di Indonesia. Namun, dalam implementasinya, masih terdapat banyak masalah dan potensi desentralisasi yang ideal belum sepenuhnya terwujud,” ujar Rektor Universitas Paramadina Prof. Didik J. Rachbini dalam sambutannya.

Didik menegaskan kepemimpinan profetik, yang mengutamakan moral dan keadilan, sangat dibutuhkan untuk mengatasi masalah ini. “Selain kepemimpinan profetik, kita juga butuh kepemimpinan transformasional untuk membawa masyarakat ke arah yang lebih maju,” tambahnya dalam rilis yang diterima redaksi dara.co.id.

Mengutamakan Keadilan Sosial

Dr. phil. Suratno Muchoeri, Chairman The Lead Institute, menyampaikan Pilkada 2024 momen penting untuk menghadirkan pemimpin daerah yang berkomitmen pada visi kepemimpinan profetik yang telah ditekankan oleh almarhum Nurcholish Madjid (Cak Nur).

“Cak Nur selalu menekankan pentingnya kepemimpinan yang mengutamakan keadilan sosial dan fokus pada kepentingan rakyat,” jelasnya. Dr. Suratno juga berharap pemimpin daerah ke depan dapat membawa visi ini ke dalam kebijakan yang konkret.

Tantangan dalam Implementasi Desentralisasi di daerah

Chusnunia Chalim, S.H., M.Si., M.Kn., Ph.D., mantan Bupati Lampung Timur dan Wakil Gubernur Lampung, mengangkat isu pentingnya peran perempuan dalam politik. Ia bercerita tentang pengalamannya memasuki dunia politik tanpa modal finansial yang besar, namun berhasil melalui kerja keras dan jaringan.

“Berpolitik tanpa mahar adalah hal yang mungkin, asalkan kita membangun rekam jejak dan kontribusi nyata dalam organisasi,” ungkap Chusnunia.

Ia juga menyoroti tantangan yang dihadapi dalam implementasi desentralisasi di daerah, terutama dalam pengelolaan sumber daya alam dan anggaran yang semakin terpusat.

“Dalam pengalaman saya sebagai pemimpin di Lampung Timur, terlihat desentralisasi selama puluhan tahun ternyata tidak sepenuhnya berjalan. Secara sadar atau tidak, banyak kewenangan daerah ditarik kembali ke pusat—banyak terjadi resentralisasi,” jelasnya.

Kepemimpinan Profetik Menjadi Jalan Pembaruan

Dr. M Subhi Ibrahim berbicara tentang pandangan Cak Nur terkait kepemimpinan. Ia menekankan pentingnya kepemimpinan hikmah, yaitu pemimpin yang tidak hanya taat hukum tetapi juga memiliki kebijaksanaan dalam menjalankan tugasnya.

“Kepemimpinan profetik tidak hanya soal menjalankan kekuasaan, tetapi juga membawa amanah untuk menciptakan perubahan yang positif bagi masyarakat,” kata Dr. Subhi. Ia menambahkan kepemimpinan profetik bisa menjadi jalan pembaruan, terutama di daerah-daerah yang masih mengalami kesenjangan pembangunan.

Dr. rer. pol. Mada Sukmajati menyimpulkan diskusi dengan mengatakan bahwa Pilkada harus menjadi ajang lahirnya pemimpin yang memiliki integritas dan visi jangka panjang.

“Kepemimpinan profetik harus berorientasi pada pembangunan yang berkelanjutan dan keadilan bagi semua lapisan masyarakat,” tegasnya.

Ia juga menggarisbawahi pentingnya keterlibatan aktif masyarakat dalam politik serta pentingnya pendidikan politik untuk menekan praktik korupsi dan politik dinasti.

Diskusi ini menyoroti berbagai tantangan dan peluang dalam menghadapi Pilkada 2024, serta pentingnya membangun kepemimpinan yang berbasis nilai-nilai moral dan keadilan untuk kemajuan bangsa.

Editor: Maji

Berita Terkait

Bupati Cirebon dan Gubernur Jabar Kompak Benahi Jalan Rusak, Target Rampung 2027
Dedi Mulyadi Ubah Kabupaten Cirebon Jadi Yogyakartanya Jawa Barat
Cek Disini, Sejumlah Tokoh Nasional Bicara Enam Bulan Pemerintahan Presiden Prabowo
Ketika Atalia Jadi Tempat Curhat Mahasiswa, Begini Suasananya
543 Tahun Kabupaten Cirebon: Menelusuri Jejak Para Wali yang Membangun Peradaban
BKKBN Catat Rekor MURI Pelayanan MOP, Bandung Barat Berkontribusi Puluhan Akseptor
Banjir di Palabuhanratu Sukabumi Rendam Puluhan Rumah di Tiga Desa dan Menewaskan Seorang Warga
“OUTLOOK” INVESTASI Emas Makin Menggoda dan “Menakutkan”!
Berita ini 23 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 22 April 2025 - 17:29 WIB

Bupati Cirebon dan Gubernur Jabar Kompak Benahi Jalan Rusak, Target Rampung 2027

Selasa, 22 April 2025 - 17:20 WIB

Dedi Mulyadi Ubah Kabupaten Cirebon Jadi Yogyakartanya Jawa Barat

Selasa, 22 April 2025 - 08:58 WIB

Cek Disini, Sejumlah Tokoh Nasional Bicara Enam Bulan Pemerintahan Presiden Prabowo

Selasa, 22 April 2025 - 08:20 WIB

Ketika Atalia Jadi Tempat Curhat Mahasiswa, Begini Suasananya

Senin, 21 April 2025 - 13:33 WIB

543 Tahun Kabupaten Cirebon: Menelusuri Jejak Para Wali yang Membangun Peradaban

Berita Terbaru