Nyaris Ricuh, Unjuk Rasa Warga Parungmulya Karawang Dihadang Dua Ormas

Rabu, 6 November 2024

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

DARA | Unjuk rasa masyarakat Desa Parungmulya, Kecamatan Ciampel, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, untuk mendapatkan hak pengelolaan limbah pabrik yang ada di daerahnya mendapatkan perlawanan keras. Padahal unjuk rasa dan upaya itu bertujuan untuk meningkatkan perekonomian desa setempat.

Aksi unjuk rasa yang digelar masyarakat setempat menuntut hak pengelolaan limbah pabrik PT Inti Ganda Perdana (IGP) di area Kawasan Industri Mitra Karawang, pada Selasa (5/11/2024) mendapat penghadangan dari sekelompok massa tandingan.

Aksi masyarakat Desa Parungmulya yang didominasi ibu-ibu dihadang oleh sekelompok massa berbaju ormas dan LSM. Aksi tandingan diduga dilakukan oleh pihak-pihak tertentu yang tidak menginginkan masyarakat setempat mendapatkan hak pengelolaan limbah pabrik PT IGP.


Dua massa yang saling berhadap-hadapan itu sempat menimbulkan kericuhan. Bahkan beberapa orang dari kelompok masyarakat Desa Parungmulya mengalami luka-luka akibat kericuhan itu.
Namun kericuhan itu tidak berlangsung lama, karena langsung ditangani oleh pihak kepolisian yang berjaga di lokasi.
Sebenarnya, masyarakat Desa Parungmulya meminta hak pengelolaan limbah ekonomis serta limbah bahan beracun dan berbahaya (B3) dari pabrik yang ada di daerahnya, untuk mendukung pertumbuhan perekonomian desa.

“Pemerintah desa sudah setuju dan menyepakati kalau pabrik PT IGP (Inti Ganda Perdana) yang berlokasi di Kawasan Industri Mitra Karawang menyerahkan hak pengelolaannya ke perusahaan lokal desa yang berkompeten,” kata Cep Elih, salah seorang tokoh masyarakat setempat.

Menurutnya, masyarakat Desa Parungmulya, Kecamatan Ciampel berharap agar pihak perusahaan yang ada di daerahnya memperhatikan kondisi sosial dan perekonomian masyarakat.

Dengan diberikannya hak pengelolaan limbah ekonomi dan limbah B3 kepada perusahaan lokal milik putra daerah, maka itu akan mendongkrak pertumbuhan perekonomian masyarakat setempat.

Jika limbah ekonomis dan B3 dari pabrik PT IGP itu dikelola perusahaan lokal, maka dapat menyerap tenaga kerja. Sehingga jumlah pengangguran bisa berkurang dan perekonomian masyarakat bisa meningkat.

Pemerintah desa sudah merekomendasikan salah satu perusahaan lokal yang berdomisili di desa setempat untuk bisa mengelola limbah ekonomis dan B3 dari plant tiga pabrik PT IGP.

Namun rekomendasi itu tidak digubris, sehingga masyarakat setempat beberapa kali melakukan unjuk rasa di depan pabrik PT IGP. Bahkan pihak pabrik dari PT IGP justru memberikan hak pengelolaan limbah kepada pengusaha dari luar Desa Parungmulya.

Berita Terkait

Perang Sarung di Sukabumi, Seorang Remaja Kena Bacok
Ayep Zaki Siap Jalankan Hasil Retret, termasuk Soal Efisiensi Anggaran
Bupati Sukabumi: ASN Harus Kompak
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi: Hentikan Alih Fungsi Lahan di Puncak Bogor
Budi Azhar Bersedia Jadi Ketua IPSI Kabupaten Sukabumi
Pemkab Sukabumi Sambut Ramadan 1446 H
Disdik Kabupaten Sukabumi Siap Sukseskan e-Ijazah
Rusak Akibat Pergerakan Tanah, PU Sukabumi Perbaiki Jalan Cikaso-Ciguyang
Berita ini 63 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 3 Maret 2025 - 15:46 WIB

Perang Sarung di Sukabumi, Seorang Remaja Kena Bacok

Senin, 3 Maret 2025 - 15:32 WIB

Ayep Zaki Siap Jalankan Hasil Retret, termasuk Soal Efisiensi Anggaran

Senin, 3 Maret 2025 - 15:18 WIB

Bupati Sukabumi: ASN Harus Kompak

Sabtu, 1 Maret 2025 - 13:13 WIB

Budi Azhar Bersedia Jadi Ketua IPSI Kabupaten Sukabumi

Jumat, 28 Februari 2025 - 20:01 WIB

Pemkab Sukabumi Sambut Ramadan 1446 H

Berita Terbaru

Masjid Al Jabbar (Foto: Ist)

BANDUNG UPDATE

Jadwal Buka Puasa Wilayah Bandung Raya Hari Ini

Senin, 3 Mar 2025 - 16:06 WIB

JABAR

Perang Sarung di Sukabumi, Seorang Remaja Kena Bacok

Senin, 3 Mar 2025 - 15:46 WIB

Bupati Sukabumi, Asep Japar (Foto: Istimewa)

JABAR

Bupati Sukabumi: ASN Harus Kompak

Senin, 3 Mar 2025 - 15:18 WIB