Sang Legenda, Lenny Marlina Dijuluki Neng Geulis dari Bandung

Rabu, 29 Januari 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy


Sang Legenda Artis Lenny Marlina dijuluki Neng Geulis. (Fotp: Ist)

Sang Legenda Artis Lenny Marlina dijuluki Neng Geulis. (Fotp: Ist)

Lenny Marlina, artis tercantik era 1970-an tetap hidup dalam kenangan sebagai salah satu ikon perfilman Indonesia.

DARA| Penikmat film era 1970-an pasti masih mengingat sosok Lenny Marlina, artis tercantik Tanah Air asal Kota Bandung, Jawa Barat. Perempuan yang mempunyai julukan ‘eneng geulis’ tersebut memulai kariernya sejak 1970, saat dia menjuarai Kontes Ratu Kebaya Kota Bandung.

Dikutip dari sejumlah sumber, Lenny Marlina lahir pada tanggal 19 Februari 1954 di Bandung. Ia memulai karier gemilangnya di dunia hiburan dari sebuah kontes Ratu Kebaya Kota Bandung pada tahun 1970.

Meskipun baru berusia 16 tahun saat itu, Lenny berhasil meraih gelar juara dalam kontes kecantikan tersebut. Keberhasilannya ini ternyata menjadi pintu gerbang bagi dirinya untuk masuk ke dunia perfilman nasional.

Tidak disangka-sangka, sosok Lenny berhasil mencuri perhatian Bapak Perfilman Nasional Usmar Ismail setelah kemenangannya dalam kontes Ratu Kebaya. Pada awal tahun 1970-an, Usmar Ismail menemukan bakat besar dalam diri Lenny dan langsung melibatkannya dalam film Ananda.

Dalam film itu garapan sutradara Usmar Ismail membuat Lenny meraih penghargaan Pendatang Baru Terbaik Asian Film Festival di Malaysia.

Di film ini, Lenny memiliki kesempatan emas untuk memerankan enam karakter sekaligus, mulai dari penjual pisang goreng hingga istri simpanan pejabat. Akting briliannya membuat Lenny diakui sebagai aktris pendatang baru terbaik di Asia saat itu.

Satu tahun kemudian, Lenny Marlina kembali banyak membintangi berbagai judul film Tanah Air. Mulai dari Pandji Tengkorak (1971), Biarkan Musim Berganti (1971), Lisa (1971), dan Biarlah Aku Pergi (1971) yang membuatnya kembali meraih penghargaan sebagai Pemeran Wanita Terbaik versi PWI.

Sejak saat itu, ia banyak membintangi film-film era 1970-an. Tak hanya sekadar bermain film, akting ciamik Lenny juga banyak membuatnya menerima berbagai penghargaan di bidang tersebut. Di antaranya saja Aktris Terbaik di Festival Film Indonesia (FFI) 1974 untuk film Rio Anakku, Best Indonesian Actress, Gold Gufi di tahun 1982, Aktris Terpuji Festival Film Bandung 1991, serta berbagai nominasi di ajang FFI.

Berkat film Ananda dan bimbingan dari aktor senior Rachmat Hidayat, Lenny semakin populer di dunia perfilman. Dia pun menjadi pemeran utama wanita dalam hampir 100 judul film selama karier yang berlangsung selama beberapa dekade. Prestasinya yang gemilang ini membuatnya mendapatkan julukan “neng geulis” yang menjadi panggilan masa kecilnya.

Meski sangat berbakat dan membintangi puluhan film, Lenny Marlina belum sekalipun menyabet Piala Citra, penghargaan tertinggi bagi insan film Indonesia. Dia “hanya” pernah meraih penghargaan sebagai Aktris Terbaik PWI 1971 dalam film Biarlah Aku Pergi, Aktris Terbaik PWI 1973 dalam film Di Mana Kau Ibu, dan Aktris Harapan I PWI (1974) dalam film Ranjang Pengantin. Dalam FFI 1974, ia mendapat gelar Pemeran Wanita dengan Penghargaan.

Aktris berkulit kuning langsat dan berwajah sendu polos “khas” Sunda ini pernah diunggulkan meraih Piala Citra 1985 untuk kategori Aktris Terbaik Pendukung melalui film Kembang Kertas, tetapi dikalahkan Marissa Haque.

Kehidupan Pribadi Lenny Marlina

Meski begitu sukses di dunia film, kehidupan pribadi Lenny Marlina juga menarik untuk disimak. Dia pernah menikah dua kali, pertama dengan Gatot Teguh Arifianto dan kedua dengan Bambang W Suharto. Dari pernikahan pertamanya, Lenny memiliki dua orang putri dan seorang putra. Namun, pernikahan mereka harus kandas setelah 23 tahun bersama.

Kini, setelah menikah dengan Bambang W Soeharto, citra diri Lenny Marlina lebih dikenal sebagai sosok istri politisi ternama. Meskipun begitu, dia tetap dekat dengan keluarganya, terutama anak-anaknya. Kebersamaan mereka tampak harmonis dan bahagia.

Saat ini, kabar terbaru tentang Lenny Marlina mungkin tidak sering terdengar lagi. Namun, melalui media sosialnya, kita dapat melihat dia masih menjalani kehidupan yang bahagia dengan keluarganya. Lenny Marlina, artis tercantik era 1970-an yang dijuluki Si Eneng Geulis, tetap hidup dalam kenangan sebagai salah satu ikon perfilman Indonesia.

Berikut Film yang Dibintangi Lenny Marlina:

Ananda (1970)
Pandji Tengkorak (1971)
Biarkan Musim Berganti (1971)
Biarlah Aku Pergi (1971)
Lisa (1971)
Biarlah Aku Pergi (1971) – Pemeran Wanita Terbaik versi PWI
Teror Tengah Malam (1972)
Ratu Ular (1972)
Wajah Seorang Pembunuh (1972)
Yatim (1973)
Dimana Kau Ibu (1973) – Pemeran Wanita Terbaik versi PWI
Percintaan (1973)
Jimat Benyamin (1973)
Si Manis Jembatan Ancol (1973)
Si Comel (1973)
Kutukan Ibu (1973)
Pengorabanan (1974)
Pacar (1974)
Aku Cinta Padamu (1974)
Perawan Malam (1974)
Ranjang Pengantin (1974) – Pemeran Harapan Wanita Terbaik versi PWI
Rio Anakku (1974) – Pemeran Wanita Terbaik dengan Penghargaan FFI 1974
Melawan Badai (1974)
Mimpi Sedih (1974)
Senyum Dipagi Bulan September (1974)
Senyum Dan Tangis (1974)
Malam Pengantin (1975)
Selalu Di Hatiku (1975)
Pelacur (1975)
Krisis X (1975)
Si Kabayan (1975)
Penghuni Bangunan Tua (1975)
Traktor Benyamin (1975)
Cinta Rahasia (1976)
Dr. Firdaus (1976)
Tragedi Tante Sex (1976)
Hanya Untukmu (1976)
Ingin Cepat Kaya (1976)
Zorro Kemayoran (1976)
Semoga Kau Kembali (1976)
Ganasnya Nafsu (1976)
Liku-Liku Panasnya Cinta (1976)
Wajah Tiga Perempuan (1976)
Detektif Dangdut (1976)
Bungalow di Lereng Bukit (1976)
Gadis Simpanan (1976)
Janji Sarinah (1976)
Tiga Cowok Bloon (1977)
Kugapai Cintamu (1977)
Rahasia Seorang Ibu (1977)
Napsu Serakah (1977)
Garis-Garis Hidup (1977)
Akulah Vivian (1977)
Istriku Sayang Istriku Malang (1977)
Ateng Sok Aksi (1977)
Yuli Buah Hati Kekasih Mama (1977)
Secerah Senyum (1977)
Si Ronda Macan Betawi (1978)
Modal Dengkul Kaya Raya (1978)
Guruku Cantik Sekali (1979)
Busana dalam Mimpi (1980)
Kemilau Kemuning Senja (1980)
Janjiku Pada Dia (1980)
Senyum Untuk Mama (1980)
Kembang Padang Kelabu (1980)
Mawar Jingga (1981)
Setetes Kasih di Padang Gersang (1981)
Detik-Detik Cinta Menyentuh (1981)
Panasnya Selimut Malam (1982)
Jangan Ambil Nyawaku (1982) – Nominasi Pemeran Wanita Terbaik FFI 1982
Rahasia Buronan (1983)
Saat-Saat Yang Indah (1984)
Kembang Kertas (1985) – Nominasi Pemeran Wanita Terbaik FFI 1985
Adikku Kekasihku (1989)
Blok M (1990)
Ibuku Malang Ibu Tersayang (1990)
Perwira dan Ksatria (1990)
Oom Pasikom (1990)
Baik-baik Sayang (2011)
Cinta Suci Zahrana (2012).

Editor: Maji

 

Berita Terkait

Objek Wisata di Pacira Banyak Tak Berizin, Bupati Bandung Ancam Membongkar
Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi Siap Memperjuangkan Nasib Para Guru Honorer
Ribuan Guru di Kabupaten Sukabumi Ancam Duduki Gedung Dewan, Ini Tuntutannya
Apa Perbedaan PPDB dengan SMPB? Simak Nih, Penjelasan Mendiknas Abdul Mu’ti
Resmi, PPDB Diganti Jadi SPMB
Pertamina Tepis Isu, Pastikan Tidak Ada Kenaikan Harga LPG 3 Kg
Proyek Pembangunan Gedung Pemuda Mangkrak, DPRD Bandung Barat Cari Solusi?
Inilah Makna 6 Makanan dan Kebiasaan yang Hadir Saat Perayaan Tahu Baru Imlek
Berita ini 14 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 30 Januari 2025 - 21:29 WIB

Objek Wisata di Pacira Banyak Tak Berizin, Bupati Bandung Ancam Membongkar

Kamis, 30 Januari 2025 - 20:15 WIB

Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi Siap Memperjuangkan Nasib Para Guru Honorer

Kamis, 30 Januari 2025 - 16:29 WIB

Apa Perbedaan PPDB dengan SMPB? Simak Nih, Penjelasan Mendiknas Abdul Mu’ti

Kamis, 30 Januari 2025 - 14:59 WIB

Resmi, PPDB Diganti Jadi SPMB

Kamis, 30 Januari 2025 - 14:51 WIB

Pertamina Tepis Isu, Pastikan Tidak Ada Kenaikan Harga LPG 3 Kg

Berita Terbaru