Kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan di wilayah Kabupaten Bandung Barat (KBB), masih terbilang tinggi.
DARA | Hingga triwulan pertama tahun 2025, Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) KBB, mencatat ada 12 kasus kekerasan yang menimpa anak dan perempuan.
Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) DP2KBP3A KBB, Rini Haryani menyebutkan, yang paling banyak dari 12 kasus tersebut, menimpa anak yakni 8 kasus, sisanya 4 kasus menimpa kaum perempuan.
“Yang melaporkan ke kita dan kita lakukan pendampingan sampai 10 Maret 2025 itu, ada 12 kasus. Menimpa anak 8 kasus dan perempuan 5 kasus,” ujarnya di Ngamprah, Selasa (11/3/2025).
Peristiwa kekerasan pada anak dan perempuan tersebut tersebar di sejumlah wilayah Bandung Barat seperti, Kecamatan Padalarang, Lembang, Sindangkerta, Cipongkor dan lain sebagainya.
“Jadi sekarang mah merata, baik dari bagian timur, selatan, utara dan barat Kabupaten Bandung Barat itu ada kasus kekerasan baik terhadap anak maupun perempuan,” sebut Rini.
Lebih lanjut dia menuturkan, ke-12 kasus kekerasan anak dan perempuan itu telah dilaporkan dan saat ini tengah ditangani oleh Kepolisian.
“Kebanyakan pelecehan seksual dan ada juga Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Semuanya lanjut proses hukum,” tutur Rini.
Ia pun menjelaskan, pihaknya menyediakan layanan pendampingan dan telah melakukan home visit kepada para korban kasus kekerasan anak dan perempuan.
“Jadi kalau ada laporan (kasus) kita langsung lakukan home visit ke rumah-rumah korban, kita kan punya Unit Pelaksana Teknis (UPT) di wilayah. Jadi walaupun kabupaten terbatas kita akan mengutamakan home visit korban,” jelas Rini.
Rini menambahkan, pihaknya telah berkordinasi bersama semua lintas sektor termasuk dengan masyarakat dan meningkatkan layanan hotline untuk mengantisipasi kejadian kekerasan anak dan perempuan.
“Sosialisasinya kita sampaikan data kasus bahwa sekarang meningkat, kita usahakan upaya secara preventif,” ujarnya.***
Editor: denkur