R
ODA kehidupan terus berputar, itu yang dirasakan Oha Basuki. Berawal sebagai penjual es pala dan mie bakso di kawasan wisata Waduk Cirata, Jangari, Desa Bobojong, Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat sekitar 30 tahun lalu, Oha mencoba peruntungan dengan menjual menu khas ikan bakar di kawasan itu.
Pria berusia 55 tahun ini merupakan salah satu pedagang ikan bakar tertua di Cirata. Bahkan, ia dapat disebut yang mengawali memperkenalkan bagaimana nikmatnya menyantap ikan dengan panorama Waduk Cirata.
Ditemui di sela-sela kesibukannya, bapak satu putra yang berhasil membaca peluang dengan memanfaatkan keindahan danau, berpikir untuk menjual makanan yang berasal dari danau itu, yakni ikan. Nila, jambal, bawal dan mas bakar merupakan sajian yang Oha sajikan sejak hampir tiga dasawarsa ke belakang ini.
“Awalnya jual baso sama pala, terus punya modal beli perahu, terus akhir punya ikan sampai sekarang dijual dibakar,” kata Oha, saat ditemui di warung Ikan Bakar miliknya.
Ketika itu dia pertama menjual ikan bakar seharga Rp15.000 per paket. Harga itu sudah termasuk nasi, lalapan, sambal, dan ikan sebanyak satu kilogram.
Kini, seiring berjalanannya waktu dia menjual produknya dengan harga Rp80 ribu per paket. Paket itu cukup untuk empat hingga enam orang.
Berjualan hingga puluhan tahun, tidak dilalui dengan mudah. Awal membuka usaha, suami Iyoh ini, sempat terjerat “bank keliling”, karena kesulitan modal.
Dari uang senilai Rp700 ribu yang dipinjam, Oha harus mencicil Rp15 ribu per hari. Akibatnya, dia terpaksa menjual sejumlah perabotan rumah untuk membayar hutang.
Oha, bahkan relaber puasa karena uang habis dibayarkan. “Karena takut tidak kebayar. Alhamdulillah bisa lunas tiga bulan.”
Rumah makan sederhana milik Oha merupakan salah satu yang ramai dikunjungi. Bahkan di momen seperti libur lebaran dan menjelang bulan puasa, ikan bakar Oha tidak pernah sepi pembeli. Sedikitnya 80 kilogram ikan bisa terjual dalam sehari.
Ramainya ikan bakar Oha juga terjadi menjelang bulan puasa karena warga Cianjur dan Sukabumi mengenal budaya “papajar”, yakni berekreasi sebelum memasuki Ramadan. “Alhamdulillah buat nambah modal lagi.”
Huri (36), salah seorang pengunjung, mengaku telah mengetahui ikan bakar Oha sejak lama. Sejak beberapa tahun lalu, warga Kecamatan Cianjur ini selalu berkunjung ke rumah makan Oha setiap kali berlibur ke Waduk Cirata.
“Saya pernah ke yang lain tapi banyak orang yang merekomendasikan ke Pak Oha, karena katanya yang di sini juga pada belajar ke Pak Oha karena yang paling lama,” ujar Huri.***
Penulis: Purwanda
Editor: Ayi Kusmawan