DARA | BANDUNG – Sebagian besar desa di Provinsi Jawa Barat masih mengalami prevalensi stunting yang tinggi atau di atas 40%, termasuk di Kabupaten Bandung. Karena itu, sepuluh desa yang tersebar di delapan kecamatan di daerah ini menjadi prioritas penanganan stunting.
Humas Kabupaten Bandung merilis, sepuluh desa tersebut yakni Desa Rancatungku (Kecamatan Pameungpeuk), Dampit, Narawita, dan Tanjungwangi (Kecamatan . Cicalengka), Mekarlaksana (Kecamatan Cikancung), Babakan (Kecamatan Ciparay), Girimulya (Kecamatan Pacet), Cihawuk (Kecamatan Kertasari), Karangtunggal (Kecamatan Paseh), dan Desa Cibodas (Kecamatan Pasirjambu).
Data tersebut mengemuka dalam acara Sabilulungan Rembug Stunting melalui Konvergensi Intervensi, di Kota Bandung, Senin (29/04). Acara tersebut dibuka oleh Asisten Ekonomi dan Kesejahteraan Kabupaten Bandung, Marlan SIp MSi, dengan melibatkan para camat, kepala desa lokasi stunting, para praktisi kesehatan serta menghadirkan narasumber, Dr Brian Sri Rahastuti (tenaga ahli madya Kantor Staf Kepresidenan).
Marlan menyebutkan, dalam upaya percepatan penurunan stunting di Kabupaten Bandung, Pemkab setempat telah melakukan sejumlah pencegahan. Namun langkah-langkah tersebut, menurut Marlan, harus diimbangi dengan kesadaran masyarakat dengan melakukan pola hidup sehat.
Oleh karen itu, melalui kegiatan tersebut, ia berharap seluruh peserta dapat ikut menyosialisasikan pencegahan stunting kepada masyarakat melalui beberapa tindakan, di antaranya mau dan mampu bertindak sebagai agen perubahan sehingga dapat memberi kontribusi nyata terhadap upaya perbaikan gizi.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung, drg Grace Mediana Purnami, Mkes, menyebutkan, persentase 40% prevalensi stunting di Kabupaten Bandung adalah berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2013. Sedangkan berdasarkan Riskesdas 2018, persentasenya menurun menjadi 35,2%.
Diakuinya, Dinkes hanya dapat menyelesaikan angka stunting sebanyak 30%, yaitu penanganan secara spesifik. 70% lagi adalah penanganan secara sensitif, yang bisa dilakukan oleh seluruh perangkat daerah terkait, dengan bantuan para kepala desa.
Dia juga berharap, pertemuan tersebut dapat menjadi salah satu upaya dalam menurunkan angka stunting di Kabupaten Bandung. “Kita harapkan di Kabupaten Bandung dapat tercapai zero stunting dalam lima tahun ke depan.”
Sementara itu narasumber Tenaga Ahli Madya Kantor Staf Kepresidenan, Dr dr Brian Sri Rahastuti, memaparkan, kunjungan kerjanya ke Posyandu Cempakasari Desa Rancatungku Kecamatan Pameungpeuk, memberikan gambaran tersendiri bagi posyandu lainnya dalam upaya pencegahan stunting di Kabupaten Bandung.
“Jika dilihat sepintas, posyandu ini seperti posyandu pada umumnya di Indonesia. Namun Cempakasari bisa direplikasi daerah lain, bagaimana kita bisa memperkuat posyandu sebagai garda terdepan dalam mencegah stunting sebagaimana yang diamanatkan oleh presiden,” katanya.***
Editor: Ayi Kusmawan