DARA | BANDUNG – Wali Kota Bandung, Oded M Danial, meminta warga menghentikan penanganan sampah dengan cara membakar. Asap pembakaran sampah dapat berbahaya bagi kesehatan.
“Saya mengimbau kepada masyarakat kota Bandung agar tidak ada lagi metode penanganan sampah dengan cara dibakar,” katanya, seusai menjenguk pasien penderita penyakit pneumonia, Maqeela Tavisha (2) di RS Advent, Jalan Cihampelas Bandung, belum lama ini.
Pneunomia merupakan proses radang akut pada jaringan paru, sehingga menyebabkan kantung udara di dalam paru meradang dan membengkak. Kondisi kesehatan ini sering kali disebut dengan paru-paru basah, sebab paru-paru bisa saja dipenuhi dengan air atau cairan lendir.
Selain mengajak masyarakat untuk menghentikan pembakaran sampah, ia juga menyampaikan rasa empati kepada Tavisha, penderita pneumonia terdampak dari pembakaran itu. Sebagai solusi, wali kota menyebutkan pengelolaan sampah di Kota Bandung sejatinya lewat beberapa program Pemkot setempat.
Misalnya, lanjut dia, sampah organik yang dapat diolah melalui metode biodigister. Sedangkan sampah anorganik bisa diolah melalui bank sampah.
Selain itu, Pemkot Bandung juga memiliki program Kang Pisman (Kurangi – Pisahkan – Manfaatkan) untuk proses penanggulangan sampah. “Saya kira itu langkah Pemerintah Kota Bandung untuk menghilangkan metode penanganan sampah dengan cara dibakar,” katanya.
Larangan membakar sampah sudah tertuang dalam Undang-undang RI Tahun 2008 dan Peraturan Daerah (Perda) No. 5 Tahun 2005 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.
Maqeela Tavisha adalah warga Jalan Cisitu Indah No VI, Bandung yang didiagnosa menderita penyakit pneunomia. Diduga penyebabnya dari asap pembakaran sampah yang kerap terjadi di sekitar rumahnya.***
Editor: Ayi Kusmawan