DARA | BANDUNG – Pengakuan atas smart city Pemkot Bandung, Jawa Barat kembali muncul dari dunia internasional. Kali ini, konsep pemerintahan dengan optimalisasi kecanggihan teknologi ini membuat pemerintah Kota Melbourne, Australia kepincut untuk menjalin kerja sama.
Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Melbourne, Spica Alphanya Tutuhatunewa, mengungkapkan, Kota Bandung menjadi kota pertama di Indonesia yang terpilih untuk bekerja sama. Untuk merealisasikan hubungan tersebut, Wali Kota Mellbourne melakukan kunjungan selama dua hari di Kota Bandung pada 9-10 Mei ini.
“Ini perjalanan penting karena Melbourne belum pernah punya kontak dengan kota manapun di Indonesia. Baru Kota Bandung yang menjadi perhatian untuk mereka,” kata Spica di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana, Kamis (9/5/2019).
Spica menuturkan, pemanfaatan teknologi di Pemkot Bandung hampir serupa dengan Kota Melbourne. Pemerintah di sana memanfaatkan sejumlah aplikasi dan teknologi untuk pembangunan dan pelayanan masyarakat.
“Yang pasti smart city, karena Bandung dikenal penuh dengan inovasi kemudian menggunakan banyak teknologi untuk kotanya, untuk layanan publik. Itu persis sama dengan Melbourne. Itu bisa kita kerjasamakan,” ujarnya.
Sebagai fondasinya, Spica menyebutkan, selama ini sudah terjalin hubungan yang baik dari sektor pendidikan antara ITB bersama Royal Melbourne Institute of Technology (RMIT). Sehingga, kini tinggal penguatan di tingkat pemerintahan.
“Dua kampus itu mungkin bisa menjadi mitra pemerintah untuk meningkatkan kerja sama smart city,” katanya.
Spica menuturkan, kesamaan lainnya yang membuat Melbourne tertarik bekerja sama, yaitu potensi anak muda Kota Bandung. Menurut dia, atmosfir kreativitas di berbagai sektor seperti pendidikan, kuliner maupun ekonomi menjadi pilar utama program pemerintah.
”Paling menarik adalah anak mudanya. Anak muda jadi penggerak smart city, teknologi, inovasi maupun ekonomi kreatif. Melbourne juga kota kuliner, sama seperti Bandung pencipta kopi. Jadi di Melbourne itu cafe tidak ada habisnya,” latanya.***
Editor: Ayi Kusmawan