Inilah Surat Terbuka Aldi Irfan, Siswa Berprestasi yang tidak Diluluskan Kepala Sekolah

Senin, 20 Mei 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto: Tribunnews.com)

Foto: Tribunnews.com)

DARA | NTB – Gegara sering protes kebijakan sekolah, Aldi Irfan tidak diluluskan oleh kepala sekolahnya. Padahal, Aldi Irfan masuk peringkat lima besar berprestasi. Atas dasar itu, Aldi pun menulis surat terbuka.

Aldi Irfan adalah siswa kelas XII SMAN 1 Sembalun, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.

Protes yang sempat disuarakan Aldi intinya mengkritik kebijakan sekolah mulai dari larangan menggunakan jaket di lingkungan sekolah hingga jadwal masuk sekolah yang terlalu pagi.

Menurut Aldi, Sembalun adalah daerah yang bercuaca ekstrem dingin sebab  berada di bawah kaki Gunung Rinjani. Sedangkan soal banyaknya siswa yang terlambat, itu akibat adanya perbaikan jalan hingga menyebabkan jalan dipenuhi lumpur tebal.

Protes Aldi Irfan itu, ditanggapi kepala sekolah dengan ancaman tidak akan meluluskan Aldi, dan benar saja Aldi Irfan memang tidak lulus. Pihak keluarga dan sejumlah organisasi melakukan mediasi, namun kepala sekolah tetap dengan keputusannya.Dia menilai Aldi Irfan tidak sopan dan berani menentang guru sehingga tidak pantas diluluskan dari sekolah.

Berikut isi surat terbuka Aldi Irfan seperti dilansir Suara.com, Senin (20/5/2019) :

JIKA SAYA TIDAK LULUS MAKA SAYA TIDAK LULUS DENGAN HORMAT

Assalamu’alaikum Wr.. Wb…

Salam Demokrasi Nasional

Terima kasih yang sebesar-besarnya saya sampaikan kepada orang tua dan keluarga saya dan semua kawan-kawan PEMBARU INDONESIA, AGRA, SERUNI, FMN, PUSKEBA dan semua organisasi-organisasi lainya, kawan-kawan media serta individu-individu yang tidak bisa saya sebut satu persatu atas semua dukungan yang diberikan selama ini atas masalah yang sedang saya hadapi.

Terima kasih juga kepada bapak-bapak dewan guru SMAN 1 Sembalun, serta kawan-kawan siswa dan siswi SMAN 1 Sembalun yang turut memberikan empati dan dukungan atas perjuangan saya saat ini.

Terima kasih juga kepada Bapak Kepala SMAN 1 Sembalun yang telah membuka mata kita semua, bahwa sistem pendidikan kita hari ini benar-benar tidak ilmiah, tidak demokratis dan tidak mengabdi pada rakyat.

Saya hanyalah anak petani miskin yang sejak kecil telah ditunjukan cara berjuang oleh keluarga saya,.

Bapak saya adalah seorang pejuang agrarian yang tangguh mempertahankan tanah sebagai sumber kehidupan kami dari perampasan dan monopoli tanah oleh perusahaan PT SKE.

Perjuangan tersebut telah mengajarkan cara berjuang bagi saya bahwa yang keliru harus diluruskan dan yang salah tidak boleh dibenarkan meski sepahit apapun resikonya.

Saya tidak pernah punya gambaran bahwa selepas ini saya bisa duduk dibangku kuliah layaknya kawan-kawan seangkatan saya yang lain, harapan itu telah lama saya simpan dalam-dalam.

Sebab, saya mengerti bahwa orang tua saya tidak akan pernah sanggup membiayainya, di tengah mahalnya biaya pendidikan saat ini. Belum lagi biaya tempat tinggal dan biaya hidup di kota yang juga sangat tinggi harganya.

Paling juga jika saya lulus, saya hanya akan menjadi buruh migran di Malaysia berharap pada tangkal-tangkal sawit di negeri tetangga seperti halnya pemuda-pemuda miskin di sembalun lainya.

Atau berharap mendapatkan pekerjaan menjadi porter, guide, pelayan hotel dan rumah-rumah makan di Sembalun dengan upah yang rendah mengingat Sembalun sebagai salah satu destinasi wisata yang cukup populis di NTB saat ini.

Saya sebagai anak petani miskin hanya ingin berdiri sama tinggi dengan semua kawan yang lain, mendapatkan hak yang sama dan diperlakukan layaknya manusia yang sama.

Selanjutnya atas sikap kepala sekolah SMAN 1 Sembalun yang telah dengan sengaja tidak meluluskan saya hanya gara-gara saya sering memberikan kritik saya atas semua kebijakanya yang menurut saya tidak adil, saya ucapkan terimakasih dan setidaknya saya tidak lulus dengan hormat.

Saya tidak lulus dengan penuh martabat sebagai manusia dengan menunjukkan bagaimana sesungguhnya sistem pendidikan kita saat ini yang sangat bobrok dan anti kritik.

Yang saya bangga adalah, saya tidak lulus bukan karena bodoh bahkan nilai ujian saya berada pada deretan 5 besar. Saya tidak diluluskan hanya karena berani mengatakan yang benar dan menyalahkan yang salah.

Akan tetapi barangkali karena saya masih kecil dan keluar dari keluarga petani miskin sehingga terlihat seperti “norak”, tidak tahu adab, nakal dan tidak sopan atau berbagai anggapan buruk lainya.

Kawan-kawan sekalian, apapun hasil perjuangan ini semoga kita tetap semangat untuk terus berjuang mewujudkan kehidupan yang lebih baik karena dari hal yang saya hadapi saat ini saya semakin mengerti bahwa situasi saat ini memang dalam keadaan yang sedang tidak baik-baik saja. Sekian dan terimakasih semuanya.

Salam demokrasi nasional

Wassalamu’alaikum Wr… Wb…

Sembalun, 18 mei 2019

Hormat saya

ALDI IRFAN

 

Berita Terkait

Istimewa Pembukaan UKW PWI Jaya-UMJ, Dihadiri Rektor dan Dua Anggota Dewan Pers
Sampurasun Tasikmalaya! Dahsyatnya Weekend Hadirkan Nabila Taqiyyah Hingga Restu di Balekota Tasikamalaya
Serentak, Ratusan Kepala Daerah Terpilih Hasil Pilkada 2024 Sudah Dilantik
Lindungi Masyarakat, Pelaku Usaha Kosmetik Harus Patuhi Ketentuan Ini
Mendengar Suara Anak: Komdigi Sempurnakan Regulasi Perlindungan Digital
Bentengi Anak di Ruang Digital, Regulasi Baru Segera Hadir
Lakukan Audiensi, Wirawati Catur Panca-MPR RI Siap Gelar Diskusi Patriotisme Perempuan
Kesbangpol DKI Jakarta Berpotensi Raih Predikat Informatif dalam E-Monev, Ini Syaratnya
Berita ini 6 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 21 Februari 2025 - 11:46 WIB

Istimewa Pembukaan UKW PWI Jaya-UMJ, Dihadiri Rektor dan Dua Anggota Dewan Pers

Jumat, 21 Februari 2025 - 10:49 WIB

Sampurasun Tasikmalaya! Dahsyatnya Weekend Hadirkan Nabila Taqiyyah Hingga Restu di Balekota Tasikamalaya

Kamis, 20 Februari 2025 - 15:14 WIB

Serentak, Ratusan Kepala Daerah Terpilih Hasil Pilkada 2024 Sudah Dilantik

Rabu, 19 Februari 2025 - 12:59 WIB

Lindungi Masyarakat, Pelaku Usaha Kosmetik Harus Patuhi Ketentuan Ini

Rabu, 19 Februari 2025 - 12:49 WIB

Mendengar Suara Anak: Komdigi Sempurnakan Regulasi Perlindungan Digital

Berita Terbaru


PSSI akhirnya melepas posisi Indra Sjafri dari jabatan sebagai pelatih kepala Timnas U-20.(Foto: PSSI)

HEADLINE

Gagal di Ajang Piala Asia U-20 PSSI Pecat Pelatih Indra Sjafri

Minggu, 23 Feb 2025 - 15:21 WIB