TAUCO Cap Meong masih terus menunjukkan geliatnya di dunia kuliner Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Sebagai tauco tertua di kota santri, olahan kedelai turun temurun itu masih menjadi buah tangan yang perlu dicari saat berkunjung ke daearh ini.
Kuliner legendaris yang sudah dikenal sejak 1880 itu, dijamin tetap terjaga cita rasa dan kualitasnya hingga saat ini. Salah satu generasi penerus produksi tauco Nyonya Tasma itu, Stefany Tasma mengaku, tidak mengubah apapun dalam proses produksi tauco tersebut demi menjaga orisinalitasnya.
Stefany mengaku, tidak berusaha mengubah apapun dari produksi tauco keluarganya. Apalagi, konsumen pun sudah begitu mengenal tauco Cap Meong dengan cita rasanya yang khas.
“Sampai sekarang produksi tauco tidak mengalami banyak kendala. Untuk bahan baku pun tidak begitu melonjak, sehingga tak berdampak pada harga produk yang dijual,” kata Stefany kepada dara.co.id, saat di temui di tempat produksi Tauco Cap Meong di kawasan Jalan Raya Cugenang-Cianjur KM 5 Cugeunang, belum lama ini.
Menurut dia,, bahan-bahan lokal seperti gula masih bisa diperoleh dengan mudah. Bahkan, kacang kedelai yang sampai sekarang memang masih mengandalkan impor pun tidak sulit didapatkan.
Stefany menyebutkan, proses pengolahan tauco pun masih mempertahankan cara lama, yakni dengan mengolah langsung kacang kedelai di dalam guci asli Cina. Guci tersebut telah berusia 100 tahun dan telah digunakan sejak awal merintis bisnis tauco.
Menurut generasi sebelumnya, guci-guci tersebut menjadi salah satu rahasia pengolahan tauco Cap Meong. “Di sini konsumen dapat langsung melihat proses pembuatan dan pengemasan kuliner khas Cianjur ini. Bahkan, pengunjung diperbolehkan untuk berfoto di area produksi,” kata Stefany.
Di tokonya Stefany siap melayani konsumen yang biasanya membludak mendekati Lebaran mendatang. Biasanya, toko akan buka pada hari Lebaran kedua.
Bagi pengunjung yang tertarik membeli Tauco Cap Meong, disediakan tiga ukuran botol. Tauco dalam botol 1 liter dijual seharga Rp55 ribu, botol 350 mililiter seharga Rp20 ribu, dan botol yang lebih kecil seharga Rp15 ribu. ***
Penulis: Purwanda | Editor: Ayi Kusmawan