DARA | CIANJUR – Drama penyekapan yang dialami Yanti, istri Ketua KPU Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, akhirnya terungkap.
Drama penyekapan itu hanya rekayasa yang dilakukan korban dan beberapa orang yang sempat menjadi saksi untuk membuat suami korban, Hilman Wahyudi, khawatir.
“Sesuai dengan dugaan awal, di mana ini semua merupakan rekayasa yang dilakukan korban untuk mendapatkan perhatian dari suaminya,” kata Kapolres Cianjur, AKBP Soliyah, kepada dara.co.id, Sabtu (25/5/2019).
Soliyah menyebutkan, Yanti yang sebelumnya mengaku menjadi korban penyekapan mengaku pula khilaf dan telah meminta maaf kepada masyarakat dan kepolisian. Namun, Soliyah menegaskan penyidikan tetap berjalan karena sudah membuat heboh dan membuat masyarakat beropini, termasuk untuk mengungkap motif yang sebenarnya.
“Namun (terkait status korban) karena suami menerima dan tidak menuntut serta tidak ada pihak yang dirugikan, kami kembalikan ke keluarga atau suaminya. Jadi sesuai dugaan awal, ini murni masalah kekuarga,” ujarnya.
Sebelumnya, Yanti, disekap dua orang tak dikenal saat salat Isya, Kamis (23/5/2019) sekitar pukul 23.00 WIB. Belum diketahui motif penyekapan yang berlangsung di rumah korban di Kampung Karangtengah RT 002/009, Desa Nagrak, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur.
Satreskrim Polres Cianjur masih mendalami kasus dugaan penyekapan itu. Berdasarkan informasi, kejadian itu berawal saat Yanti, istri Ketua KPU Cianjur itu menjalankan solat Isya, tiba-tiba dua orang tak dikenal masuk ke dalam rumahnya yang saat itu hanya dihuni dengan anak semata wayangnya yang masih kecil.
Wartawan: Purwanda | Editor: Ayi Kusmawan