DARA | BANDUNG – Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, mengatakan, Government 3.0 atau Birokrasi 3.0 mengajak banyak pihak terlibat dalam pembangunan Jawa Barat. Lewat sistem birokrasi tersebut, visi misi Jabar Lahir Batin bisa tercapai dalam waktu cepat.
“Mengajak siapapun mau terlibat dalam tujuan pembangunan. Kita harus membuka tangan kita. (Program) Satu Desa Satu Hafiz, Mandiri Syariah mau (merealisasikan). Saya titipkan kepada Mandiri, tujuan tercapai,” ujarnya, saat memimpin apel perdana setelah libur lebaran di Gedung Sate, kemarin.
Ia memaparkan latar belakang Birokrasi 3.0 mesti dipraktikan. Salah satunya, guna mengakselerasi pembangunan Jawa Barat. “Itu bagian dari proses Jabar Juara. Mengajak pihak-pihak yang peduli Jawa Barat.”
Pada kesempatan yang sama, gubernur membahas perbedaan antara Birokrasi 3.0 dengan sistem birokrasi sebelumnya (1.0 dan 2.0). Menurut dia, Birokrasi 1.0 membuat roda pemerintahan berjalan kaku – ada aturan, ada kegiatan.
Sedangkan, Birokrasi 2.0 adalah birokrasi dengan penghargaan. Sebagian wilayah di Indonesia menggunakan birokrasi tersebut.
Namun, lanjut gubernur, Birokrasi 2.0 tak bisa membuat roda pemerintahan berputar dengan cepat. “(Birokrasi) 2.0 di negara maju sudah ditinggalkan karena masih menganggap dalam urusan Birokrasi terbatas. Kamu PNS, saya bukan. Memang ada punishment dan reward. Tapi kecepatannya belum ngabret.”
Guna Birokrasi 3.0 berjalan efektif dan efisien, menurut dia, setiap dinas di tingkat provinsi Jawa Barat akan memiliki minimal tiga penasehat dari kalangan bisnis, komunitas, dan akademisi. Ada penasehat Tim Akselerasi Jabar Juara.
“Setiap dinas ada minimal tiga orang. Satu penasehat dari bisnis, biar paham dunia sudah berkembang. Kedua, komunitas biar menjejak ke bumi, tahu masalah sosial. Ketiganya akademisi, mengawang-ngawang ada teorinya biar tidak salah langkah,” katanya.
Hasil penerapan Birokrasi 3.0 adalah hadirnya banyak pihak yang ingin terlibat dalam pembangunan Jawa Barat. Menurut dia juga, perusahaan teknologi Amazon berniat investasi membangun data center di Jawa Barat. Ketertarikan banyak pihak yang terlibat dalam pembangunan Jawa Barat, karena Pemprov Jawa Barat mampu membangun kepercayaan.
“Bisnis hidup mah kepercayaan. Hubungan kita juga, atasan bawahan, saling percaya,” ujar dia.***
Editor: Ayi Kusmawan