DARA | BANDUNG — Biasanya musim kemarau didominasi kasus kebakaran. Masyarakat diimbau agar selalu waspada dan teliti ketika akan meninggalkan rumah.
“Kemarau biasanya banyak kebakaran, untuk itu waspada, hati-hati, dan teliti kembali sebelum meninggalkan rumah, karena kemarau cukup banyak laporan kejadian kebakaran setelah kekurangan air,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik pada BPBD Kabupaten Bandung Barat (KBB), Dicky Maulana, saat dihubungi melalui telepon selulernya, Minggu (23/6/2019).
Memasuki musim kemarau tahun ini BPBD KBB, Jawa Barat, lanjut dia, mulai menyiapkan sejumlah langkah antisipasi. Selain menyiagakan personel pihaknya juga membantu penyaluran air bersih kepada masyarakat.
Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung, ia menambahkan, musim kemarau diprediksi mulai terjadi pertengahan Juni dan puncaknya Agustus hingga September mendatang.
“Secara spesifik kami belum meminta data kemarau untuk wilayah Bandung Barat terkait berapa lama dan wilayah di kecamatan mana saja kepada BMKG. Biasanya setelah itu kami langsung lakukan rakor,” ujar Dicky saat dihubungi melalui telepon selulernya, Minggu (23/6/2019).
Walaupun saat ini belum ada rakor, menurut Dicky, jika terjadi krisis air bersih maka pihaknya akan langsung berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) serta UPTD Pertamanan, untuk segera menyalurkan kepada masyarakat.
“Hasil pemantauan di lapangan, saat ini kondisinya masih normal walaupun tengah memasuki fase pancaroba. Kami siap hadapi musim kemarau, artinya tidak perlu rakor kalau memang ada masyarakat yang perlu air bersih,” katanya.
Berdasarkan data tahun lalu, lanjut dia, sejumlah wilayah di KBB yang mengalami krisis air bersih, yakni di Kecamatan Batujajar, Cihampelas, Cipendeuy, dan Kecamatan Cipatat. Dalam sehari, BPBD dengan instansi terkait bisa menyalurkan air bersih satu hingga dua kali ke daerah yang mengalami krisis air tersebut.
“Memang kita keterbatasan sarana, kemudian air juga terbatas, akhirnya kami hanya bisa beberapa kali drop saja. Minimal satu sampai dua kali dalam satu tempat, karena permintaan cukup banyak,” katanya.
Sementara itu, Kepala BMKG Bandung, Tony Agus Wijaya, menuturkan, saat ini wilayah KBB sedang memasuki fase pancaroba hingga awal Juli mendatang. Sehingga, dalam sepuluh hari ke depan curah hujan kurang dari 50 milimeter.
“Masih ada hujan ringan terutama saat sore hari, tapi hujannya berkurang. Pada awal musim kemarau kondisi cuaca cenderung cerah, suhu udara pun secara bertahap akan naik bahkan bisa mencapai 31-32 derajat celcius. Kalau sudah puncak bisa sampai 33-34 derajat celcius ketika siang hari. Suhu minimumnya 18 derajat celcius,” ujar Tony.
Pihaknya memprediksi, musim kemarau tahun ini akan terjadi hingga September mendatang. Terkait potensi angin kencang, lanjut Tony, di KBB relatif lebih sedikit. Meski begitu, masyarakat diminta waspada karena gangguan cuaca pendek rawan terjadi.***
Wartawan: Muhammad Zein | Editor: Ayi Kusmawan