DARA | BANDUNG – Ribuan hektar sawah di Jabar terancam gagal panen akibat dilanda kekeringan. Ancaman kekeringan itu terjadi di sejumlah daerah lumbung padi, seperti di Kabupaten Indramayu, Karawang, Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya, Cianjur, Kabupaten Bandung.
Akibat gagal panen petani nyaris dipastikan akan menelan kerugian milayaran rupiah. Dari Kabupaten Tasikmalaya wartawan dara.co.id melaporkan ratusan hektar sawah akibat kekurangan pasokan air terancam gagal panen.
Kamarau di daerah Kabupaten Tasikmalaya, sudah berlangsung satu bulan tarakhir ini. Meski demikain pasokan air pertanian di sejumlah daerah irigasi, kekurangan pasokan. Akibatnya lahan sawah yang tengah membutuhkan air mengering.
“Sawah kami kering, padahal tanaman tengah membutuhkan cvukup air. Ini akan berakibat gagal panen. Kami rugi,” kata Hamid (39) petani di Desa Sukaraja, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Tasikmalaya.
Hamid dan sejumlah petani di daerah itu dan daerah lainya berharap dalam pekan ini turun hujan untuk memperkecil ancaman gagal panen. Daia mengaku musim kemarau tahun ini lebih kering dibanduing tahun lalu. “Baru satu bulan tidak hujan air sudah berkurang. Tahun lalu kekringan mengancam kami, tetapi setelah kemarau berjalan tiga bulan,”papar Hamid yang dibenarkan sejumlah petani lainya.
Hal serupa terjadi pula di Kabupaten Garut. Bahkan di Kabupaten Garut, musim kemarau tahun ini datang lebih awal yakni sejak dua bulan lalu, hampir di seluruh kecamatan di Kabupaten Garut tidak ada hujan sejak dua bulan terakhir ini.
Gagal panen menjadi ancaman hebat bagi petani di daerah ini. Mereka memasttikan bakal menderita kerugian milayar rupiah.
“Dampak kemarau ini sangat berpengaruh pada persediaan air, akibatnya lahan pertanian ada yang kekeringan sedang, ringan, dan berat,” kata Kepala Bidang Sumber Daya Dinas Pertanian Kabupaten Garut Deni Herdiana.
Menurut Deni sedikitnya , 940 hektar lahan mengalami kekeringan ringan, 214 hektare mengalami kekeringan sedang, 153 hektare lahan mengalami kekeringan berat, dan lima hektar lahan pertanian gagal panen akibat kekeringan. Areal persawahan yang dilanda kekeringan, lanjutnya, berada di wilayah Garut bagian selatan seperti Kecamatan Bungbulang, Cikelet, dan Pameungpeuk serta daerah utara seperti Leuwigoong, Cibatu, dan Cibiuk. Dinas Pertanian Kabupaten Garut mengerahkan petugas untuk mendata daerah pertanian yang kena dampak kekeringan serta melakukan upaya-upaya untuk mengatasinya.
“Kita melakukan pendataan lalu melakukan pengaturan aliran air dan mencari sumber mata air dan program pompanisasi di daerah yang dilanda kekeringan,” kata Deni.
Di Kabuapten Karawang, Indramayu, Kabupaten Cianjur sedikitnya 4200-an hektar sawah mengalami kekeringan dengan tingkat kekeringan bervariasi. Karena itu, aparat Dinas Pengairan masing-masing daerah kini menyiapkan langkah antisipasi untuk memperkecil kerugian petani.
Di Kabupaten Indramayu misalnya, Bidang Pengairan Dina PUPR menerapkan polam gilir giring di setiap jaringan rentang irigasi. Namun demikian, keberhasilan sistim ini dikatakan Rafnar Jahidi (42) petugas pengatur air di Kecamatan Sukra tergantung kesadaran masyarakat tani untuk mematuhi jadual bagian air. ***
Wartawan: Bima, Benny | editor: Aldinar