DARA | Jerman – Hakim Pengadilan Jerman memvonis penjara seumur hidup bagi pelaku pembunuhan berantai Niels Hoegel. Lelaki berprofesi perawat ini terbukti di menghabisi 85 nyawa pasen di rumah sakit tempatnya bekerja. Karena itu dia dinyatakan sebagai pelaku pembunuhan paling mematikan sepanjang sejarah kriminal di Jerman.
Hakim di Pengadilan Jerman yang menangani kasus ini Sebastian Buehrmann Kamis pekan lalu menyatakan vonis yang dijatuhkan kepada Niels Hoegel seumur hidup itu, karena tindakan yang dilakukanya tidak bisa ditoleransi.
Disebutkan, Hoegel ditahan pada 2005. Dia tetangkap tangan ketika tertangkap tangan saat memberikan suntikan mati pada salah satu pasien di rumah sakit tempat dia bekerja di Delmenhorst.
Hasil pengembangan penyelidikan otoritas kepolisian Delmenhorst terungkap Hoegel ternyata tak hanya membunuh satu pasien. Pada 2015, ia akhirnya dibui karena terbukti bersalah melakukan pembunuhan terhadap enam pasiennya.
Meski demikian, aparat penyelidik tak puas atas keterangan yang didapat dari Hoegels di tahun 2015 itu. Mereka pun mengembangkan penyelidikanya atas kematian ratusan pasen di rumah sakit tempat Hoegels bekerja.
Tak tanggung 130 jenasah diautopsi untuk kepentingan penyelidikan itu. Kesimpulanya diduga kuat Hoegel membunuh dengan menyuntik mati para pasenya lebih dari 200 orang.
Namun, pengadilan tak dapat membuktikan tuduhan tersebut karena Hoegel sendiri tak bisa mengingat sebagian besar aksinya.
Sementara itu, banyak jasad korban juga tak bisa diautopsi karena sudah dikremasi sebelum Hoegel tertangkap.
Menurut Buehrmann, jumlah korban yang tewas karena ulah Hoegel “melebihi batas imajinasi manusia.”
Dalam persidangan sebelumnya, Hoegel mengaku melakukan aksi brutal itu hanya karena kebosanan.
CNN melansir berdasar surat dakwaan, jaksa penuntut menyebut Hoegel memberikan berbagai obat tanpa resep kepada pasiennya dalam dosis tinggi hanya untuk memamerkan keahliannya menyadarkan kembali para korban di hadapan teman-temannya.
AFP juga melaporkan, Hoegel akan bersorak gembira ketika ia berhasil menyelamatkan pasien, dan terpuruk jika gagal.
Akibat aksi tersebut, Hoegel diduga menghilangkan nyawa 62 pasien di Delmenhorst dan 35 orang di klinik Oldenburg.
Dalam persidangan terakhir pada pekan ini, Hoegel meminta maaf kepada keluarga korban atas “aksi keji” tersebut.***
Bahan: CNN/AFP |editor:aldinar