DARA | BANDUNG – Hingga Juni 2019 tercatat sekitar lebih dari 29 ribu hektar lahan pertanian di Jawa Barat terkendala dampak kemarau. 1.682 hektare di antaranya mengalami puso.
“Yang terdampak sekitar 5% dari luas lahan sawah padi di Jawa Barat,” ujar Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Jawa Barat, Hendi Jatnika, dalam Japri di Gedung Sate Bandung, awal pekan ini.
Menurut dia, meski terjadi gangguan akibat kemarau, produksi padi di Jawa Barat tidak akan banyak terganggu. Hingga Juni 2019 produksi gabah sudah mencapai 6,7 juta ton atau setara dengan 4 juta ton beras. Sedangkan target tahun ini 12 juta ton gabah atau sekitar 8 juta ton beras.
“Dengan produksinya saat ini saya kira tidak akan banyak terganggu. Apalagi hasil panen musim kemarau justru kualitas bagus, penjemuran semakin bagus,” ujarnya.
Untuk mengatasi agar dampak kekeringan tidak semakin meluas, pihaknya akan mengirimkan pompa air ke lokasi rawan kekeringan dan jauh dari jalur irigasi. Selain itu dilakukan penggiliran air yang diawasi oleh aparat TNI.
“Jangan sampai terjadi perkelahian memperebutkan air, akan digilir dengan adil,” kata dia.
Pengawasan utama, lanjut dia, dilakukan di Pantura karena lahan pertaniannya yang luas dan menjadi langganan terkena dampak kemarau. “Sekitar 7.000 hektare yang terdampak kemarau saat ini ada di Indramayu.”***
Editor: Ayi Kusmawan