Sumberejo Berpotensi Ancaman Bencana Alam paling Tinggi di Jember

Senin, 15 Juli 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto: Humas BNPB

Foto: Humas BNPB

DARA | JEMBER –Tim SAR Rimba Laut Ekspedisi Destana Tsunami 2019 BNP, menilai, Desa Sumberejo memiliki potensi ancaman bencana alam paling tinggi di Kabupaten Jember, Jawa Timur, khususnya gelombang besar, gempa, dan tsunami. Bahkan, gelombang besar selalu terjadi di wilayah laut selatan setiap bulan Agustus hingga September.

Humas BNPB merlis, Desa Sumberejo yang menghadap langsung ke Samudera Hindia, topografi alamnya yang unik dan berupa teluk. Tapi kondisi tersebut, menjadikan desa ini memiliki potensi wisata yang terkenal seperti Pantai Panyangan, Teluk Love, dan Pantai Pancer Puger.

Keindahan Teluk Love menjadi magnet para wisatawan lokal maupun nasional. Setiap akhir pekan rata-rata sekitar 3.000 wisatawan datang berkunjung ke Teluk Love.

Banyaknya wisatawan setiap akhir pekan menjadi berkah bagi pengelola warung makan, jasa toilet umum dan pengelola parkir kendaraan di kawasan Pantai Payangan. Namun hal itu berbanding terbalik bagi relawan Tim SAR Rimba Laut. Akhir pekan, berarti beban tanggung jawab meningkat.

Eksotisme Teluk Love juga menyimpan catatan buruk. Sejak dibuka oleh pihak desa tiga tahun lalu, Teluk Love sering memakan korban. Kebanyakan mereka adalah wisatawan yang nekat berenang meski Tim SAR sudah memberi larangan.

Minimnya rambu-rambu dan infrastruktur pengamanan keselamatan serta kurangnya edukasi masyarakat menjadi salah satu faktor penyebab jatuhnya korban. Selain itu, terbatasnya petugas dan pengelolaan wisata yang masih dipegang perorangan juga menjadi kendala dalam memberikan jaminan keselamatan.

“Yang jadi kendala selain kurangnya infrastuktur dan rambu-rambu juga belum adanya pengelolaan wisata oleh pemerintah secara profesional. Sehingga, standar wisata yang aman juga masih jauh dari harapan,” ujar Eko Hari Utomo dari Tim SAR Rimba Laut.

Rangkaian kegiatan Ekspedisi Destana 2019 di Desa Sumberejo juga mengajak para pemuda ikatan pelajar Nahdlatul Ulama untuk belajar bersama tentang cara penanganan dan langkah tanggap darurat bencana. Pelatihan tersebut dilakukan mengingat wilayah Desa Sumberejo juga pernah terdampak tsunami pada 1994 silam.

Tsunami itu merupakan bagian dari perluasan gelombang Tsunami Pancer di Banyuwangi. Gunadi, nelayan Payangan bersaksi bahwa tsunami itu terjadi dua kali.

Dari peristiwa itu, seorang warga menjadi korban. “Dulu ada dua tsunami. Yang pertama kecil, dan yang kedua (tsunami susulan) besar. Banyak wanita ketakutan, panik dan menangis saat mengungsi di masjid. Rumah dan perahu rusak,” kata Gunadi.

Saat Tim Relawan Destana turun ke lokasi, belum ada rambu-rambu yang terpasang sebagai tanda peringatan dan juga informasi mengenai jalur evakuasi. Hal itu, menurut Ekoe,  menjadi tanggung jawab bersama, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, dunia usaha, akademisi maupun media massa, dalam upaya meningkatkan kapasitas warga di daerah rawan bencana.

Sementara itu, Direktur Pemberdayaan Masyarakat BNPB, Lilik Kurniawan mengakui, hingga sekarang upaya peningkatan kapasitas bagi warga desa masih jauh dari kata berhasil. Namun, pihaknya tidak akan berhenti dalam mewujudkan desa tangguh bencana.

Oleh karena itu, melalui kegiatan seperti Destana ini setidaknya pemerintah pusat dapat menyerap aspirasi dari daerah sehingga solusi masif bisa segera dilakukan.

Teluk Love memang eksotis, lanjut dia, namun tanpa bekal pengetahuan penanggulangan bencana, kawasan itu juga menjadi ancaman. Oleh karena itu, kenali bahayanya, siapkan strateginya, kurangi risikonya, siap untuk selamat.

Memasuki hari ke tiga, Destana Tsunami 2019, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tiba dan memulai kegiatan di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Minggu (14/7). Setelah menempuh perjalanan sekitar tiga jam dari Pantai Boom, Banyuwangi, tim singgah di Kantor Kecamatan Puger, Jember untuk mengisi sosialisasi dan penguatan aparatur desa dan kecamatan di wilayah Kabupaten Jember.

Sosialisasi dihadiri 12 perwakilan perangkat desa dan relawan serta aparat. Sedangkan sosialisasi diisi oleh perwakilan dari BMKG, BNPB, akademisi dari Universitas Gadjah Mada, dan BPBD setempat. Seusai sosialisasi, tim menyebar ke 12 desa di enam kecamatan untuk memberi penyuluhan edukasi bencana.***

Editor: Ayi Kusmawan

Berita Terkait

Kapolri: Selamat HUT ke-79 Korps Marinir TNI AL
Kenali Gejala dan Penyebab Gondongan
Operasi Jantung Metode Robotik di RSJPD Harapan Kita Sukses, Tawarkan Biaya Lebih Murah dan Sembuh Lebih Cepat
Presiden Prabowo Subianto Dianugerahi Tanda Kehormatan Tertinggi “Grand Cross of the Order of the Sun of Peru”
Sultan Bahas Kerja sama Pertahanan dan Pangan Dengan Beberapa Senator Rusia
Pimpin Rapat Persiapan Uji Kelayakan Capim KPK, Puan: Siapapun yang Terpilih Harus Tingkatkan Kinerja Lembaga
Kemendes Yandri : Bergerak Langsung ke Desa Untuk Mempercepat Sinergitas
Ketua Umum Bhayangkari Tinjau Penyaluran Air Bersih bagi Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi di Posko Kobasoma
Berita ini 3 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 16 November 2024 - 10:07 WIB

Kapolri: Selamat HUT ke-79 Korps Marinir TNI AL

Sabtu, 16 November 2024 - 09:50 WIB

Kenali Gejala dan Penyebab Gondongan

Sabtu, 16 November 2024 - 09:43 WIB

Operasi Jantung Metode Robotik di RSJPD Harapan Kita Sukses, Tawarkan Biaya Lebih Murah dan Sembuh Lebih Cepat

Sabtu, 16 November 2024 - 09:34 WIB

Presiden Prabowo Subianto Dianugerahi Tanda Kehormatan Tertinggi “Grand Cross of the Order of the Sun of Peru”

Jumat, 15 November 2024 - 20:29 WIB

Sultan Bahas Kerja sama Pertahanan dan Pangan Dengan Beberapa Senator Rusia

Berita Terbaru

NASIONAL

Kapolri: Selamat HUT ke-79 Korps Marinir TNI AL

Sabtu, 16 Nov 2024 - 10:07 WIB

Ilustrasi (Foto: Kemenkes)

NASIONAL

Kenali Gejala dan Penyebab Gondongan

Sabtu, 16 Nov 2024 - 09:50 WIB