DARA | SUMEDANG – Srigala hantui warga Sumedang. Kemunculannya bak siluman. Secepat kilat ia menghilang. Awalnya terlihat di Desa Gunturmekar lalu muncul di Banyuasih. Sejumlah domba tewas diterkam. Kades pun menginstruksikan agar warga jangan panik dan kembali mengaktifkan ronda malam.
Teror Srigala itu sudah terjadi dua minggu ini. Di Desa Gunturmekar, ajag sudah dikepung. Wargapun serempak menggiatkan ronda malam dengan harapan srigala bisa tertangkap. Namun, lagi-lagi Srigala itu menghilang bak siluman, tanpa diketahui kemana ia lari. Ajag hanya hanya meninggalkan jejak bekas gigitan di leher sejumlah domba milik peternak.
Lari dari Gunturmekar muncul di Desa Banyuasih. Empat domba milik Usin tewas diterkam lehernya. Usin pun panik dan melaporkan kejadian itu ke kepala desa.
Warga di Banyuasih resah. Suasana genting terjadi setiap malam. Para lelaki, tua dan muda berjaga-jaga di sudut-sudut kampung untuk menangkap srigala. Namun, hewan yang dikenal orang Sunda dengan sebutan ajag itu tak juga muncul.
“Di leher domba semuanya ada bekas gigitan srigala. Tidak dimakan, hanya dibunuh, lalu srigalanya menghilang,” ujar Usin sang pemilik domba itu warga Dusun Ciereng Desa Banyuasih, Selasa (16/7/2019).
Kepala Desa Banyuasih, Dadang menuturkan dugaan sementara kematian empat ekor domba itu memang disebabkan karena cengkraman atau gigitan hewan buas.
Bahkan, jika dilihat dari bentuk lukanya, kematian hewan ternak di Dusun Ciereng Kidul ini, sangat mirip dengan peristiwa kematian yang menimpa domba-domba sebelumnya di wilayah Desa Gunturmekar dan di wilayah desanya.
Menurut kades, empat bulan lalu peristiwa serupa sempat terjadi pula di Dusun Ciereng Kidul.
Kades menghimbau kepada warganya untuk tetap tenang dan mengaktifkan kembali ronda malam.***
Editor: denkur