DARA | JEDDAH – Awal tahun 2000-an, Israel melakukan pengeboran dan penggalian terowongan di sekitar Yerusalem Timur. Mereka berupaya menemukan kuil Yahudi kuno yang diduga terkubur di bawah kota tersebut.
Pekan lalu, Israel meresmikan terowongan yang diberi nama “Jalur Peziarah”. Membentang antara lingkungan Wadi Hilweh Silwan ke Tembok Barat, tepat di luar kompleks Masjid al-Aqsha.
Peresmian dihadiri Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Israel David Friedman dan utusan khusus AS untuk Timur Tengah Jason Greenbalt.
Israel mengklaim terowongan tersebut merupakan rute yang digunakan para peziarah Yahudi zaman dulu ke Kuil Kedua, yang lokasinya disebut-sebut berada di bawah Masjid al-Aqsha. Palestina telah mengecam proyek pengeboran tersebut dan menganggapnya sebagai upaya “Yudaisasi”Yerusalem.(Republika, Kamis 18/7/2019)
Berbicara dalam Konferensi Tingkat Menteri (KTM) Luar Biasa Komite Eksekutif Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Jeddah, Arab Saudi, Rabu kemarin (17/7/2019), Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia, Abdurrahman Mohammad Fachri mengatakan, Indonesia mengutuk keras penggalian terowongan yang dilakukan israel di Yerusalem itu.
“Sebagai anggota Dewan Eksekutif UNESCO saat ini, Indonesia mendorong seluruh negara anggota OKI mempertahankan dan melindungi status kota Yerusalem yang masuk dalam Daftar Warisan Dunia UNESCO,” ujarnya.
Indonesia, kata Fachri, mengusulkan pendekatan second track kepada komunitas moderat di Israel. “Kita harus melibatkan seluruh lapisan masyarakat yang berpandangan sama, baik itu dari komunitas Muslim moderat, Kristen, maupun Yahudi,” ujar Fachir.
Menurutnya, upaya mendesak Israel harus dilakukan secara konsisten, terutama melalui kegiatan yang berdampak langsung secara ekonomi. Oleh sebab itu, Fachir menegaskan pentingnya OKI memboikot produk-produk Israel yang diproduksi di wilayah pendudukan.
“Indonesia serukan Sekretariat OKI dan Islamic Offiice for the Boycott of Israel (IBO) untuk segera menyusun daftar produk Israel yang diproduksi di permukiman ilegal dengan bantuan konsultan profesional sebagai dasar kebijakan negara anggota untuk melaksanakan boikot,” kata Fachir.
KTM Luar Biasa Komite Eksekutif OKI diselenggarakan atas permintaan Palestina. Dalam pertemuan itu, masalah pokok yang dibahas adalah tentang penggalian terowongan bawah tanah di kawasan Silwan menuju Yerusalem Timur sebagai bagian dari proyek konstruksi City of David atau Kota Daud.***
Editor: denkur/Sumber: republika