Heboh…Aplikasi FaceApp, Senat Amerika Tuding Itu Alat Mata-Mata

Jumat, 19 Juli 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi: net/bangdoel

Ilustrasi: net/bangdoel

DARA | Heboh aplikasi FaceApp, termasuk di Indonesia. Penggunanya bisa merobah wajah, dari muda jadi tua, bisa juga jadi cantik atau malah jadi jelek, jadi berewokan dan sebagainya tergantung keinginan.

Kehebohan aplikasi FaceApp ini ternyata disoroti senat Amerika sebagai alat atau piranti spionase alias mata-mata yang diduga diluncurkan Rusia.

Dikutip dari Jawapos, Chuck Schumer, seorang senator Amerika meminta FBI menyelidiki peranti lunak untuk telepon cerdas itu. Alasannya, pengembang FaceApp adalah perusahaan dari Skolkovo, Rusia.

Partai Demokrat Amerika khawatir bakal kecolongan lagi seperti pada Pilpres 2016. Kala itu Demokrat menuduh pemerintahan Vladimir Putin melakukan serangan siber untuk melumpuhkan. “Kami khawatir data yang mereka kumpulkan digunakan pihak ketiga untuk menyerang AS,” jelas Schumer menurut Agence France-Presse.

Kekhawatiran Demokrat tak main-main. Komite Nasional Demokrat memperingatkan tim kampanye dan simpatisan agar tak memakai aplikasi tersebut. “Seberapa berat risikonya memang tak bisa diukur. Tapi, lebih baik menghindari risiko itu sama sekali,” ujar Bob Lord, Ketua Keamanan Komite Nasional Demokrat.

FaceApp merupakan aplikasi gratis terlaris di Google Play dengan 100 juta pengguna. Karena itu, beberapa pakar teknologi mengkhawatirkan akan dibuat apa foto-foto para pengguna tersebut. Senin (15/7) pengembang software Joshua Nozzi memperingatkan bahwa FaceApp bisa mengunggah foto tanpa sepengetahuan klien.

Namun, CEO Wireless Lab Yaroslav Goncharov menyangkal semua tudingan tersebut. Menurut dia, perusahaannya hanya mengambil sebagian kecil foto untuk kepentingan riset. Sedangkan sisa foto yang diunggah ke server hanya akan bertahan 48 jam. “Kami tidak pernah menjual data kami ke pihak ketiga,” ungkap Goncharov kepada Washington Post.***

Editor: denkur/ Sumber: JawaPos

 

Berita Terkait

Menlu RI : Inovasi dan Digitalisasi Harus Jadi Penggerak Ekonomi Formal dan Global di Kawasan
Indonesia Kembali Ikuti Bursa Pariwisata di London Perkuat Capaian Kunjungan Wisman
Dua Bulan Terakhir Serangan Israel ke Libanon Menewaskan 85 Petugas Medis
Pilpres AS, Joe Biden Mundur, Dukungan Beralih Buat Kamala Harris, Donald Trump Berkoar Begini
Suhu Madinah Panas, Begini Kondisi Jemaah Haji Indonesia
Siang Tadi, Taiwan Diguncang Gempa Dasyat dan Inilah Dampaknya bagi Indonesia
Inilah Peraih Piala Oscar 2024, Oppenheimer Terpilih sebagai Film Terbaik
Tampil Garang di PBB, Menlu Retno: Kemana Palestina Mengadu Jika PBB Gagal Menjalankan Resolusi yang Dibuatnya Sendiri?
Berita ini 2 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 15 November 2024 - 15:35 WIB

Menlu RI : Inovasi dan Digitalisasi Harus Jadi Penggerak Ekonomi Formal dan Global di Kawasan

Jumat, 8 November 2024 - 21:38 WIB

Indonesia Kembali Ikuti Bursa Pariwisata di London Perkuat Capaian Kunjungan Wisman

Minggu, 3 November 2024 - 18:36 WIB

Dua Bulan Terakhir Serangan Israel ke Libanon Menewaskan 85 Petugas Medis

Senin, 22 Juli 2024 - 14:14 WIB

Pilpres AS, Joe Biden Mundur, Dukungan Beralih Buat Kamala Harris, Donald Trump Berkoar Begini

Selasa, 21 Mei 2024 - 17:24 WIB

Suhu Madinah Panas, Begini Kondisi Jemaah Haji Indonesia

Berita Terbaru

NASIONAL

Kapolri: Selamat HUT ke-79 Korps Marinir TNI AL

Sabtu, 16 Nov 2024 - 10:07 WIB

Ilustrasi (Foto: Kemenkes)

NASIONAL

Kenali Gejala dan Penyebab Gondongan

Sabtu, 16 Nov 2024 - 09:50 WIB