DARA | BANDUNG – Kunjungan silaturahmi digelar Komunitas ASIK84 ke Desa Kubang Cianjur, Jawa Barat, Minggu 21/7/2019).
Kunjungan itu, kata Nazmy Husin Nurdin, berawal dari kerinduan sealmamater yaitu H. Edi Sumitra yang ternyata sudah 31 tahun ia bermukim di Cianjur sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kesehatan. “Haji Edi rupanya memiliki rasa yang sama dengan kami yaitu rindu bertemu dan mengenang masa lalu saat di SMP, sehingga kami bersama rombongan satu bis datang ke rumahnya. Alhamdulillah kerinduan itu terobati, meski pertemuan itu cukup singkat,” ujarnya.
Di rumah Haji Edi, rombongan dari Bandung disambut dengan penampilan grup dangdut. Akhirnya, ibu-ibu ASIK84 motah, selain bernyanyi juga joget memeriahkan acara. “Semuanya tampil ceria dan bahagia. Kegembiraan dan rasa kangen tumpah di sana, kemarin. Terkesan indah serasa muda lagi,” kata Hj Iin Sunarsih.
Sementara itu H.Edi Sumitra dalam sambutannya selain sedikit memaparkan perjalanan karirnya dari Bandung hingga hijrah ke Cianjur, ia juga menyampaikan rasa rindunya ingin bertemu dengan teman-teman seangkatan.
Haji Edi sukses dalam meniti hidupnya. Ia berjuang menentang badai. Jerih payahnya dari bawah hingga bisa hinggap sekarang adalah perjuangan yang tidak mudah. Haji Edi bersama istri yang juga seorang bidan terus mengabdi kepada masyarakat di sekitarnya. Bagi Haji Edi harta bukan jaminan kebahagiaan.
“Kami berdua bersama istri, terus memahami bagaimana unak aniknya hidup di pedesaan, dan ternyata nikmat. Melayani masyarakat tanpa melihat harta adalah kenikmatan yang kami raih. Saya mohon doa, semoga perjuangan kami mengabdi di masyarakat bisa berwujud pada sebuah jabatan yang tahun 2020 akan digelar yaitu jadi kepala desa,” ujar haji Edi.
Niat untuk mencalonkan diri jadi kades, kata Edi bukalah sebuah obsesi membabi buta. Motivasinya satu ingin menyerahkan seluruh hidupnya jelang usia senja untuk masyarakat. Jangan ada lagi warga yang kesulitan berobat, termasuk membenahi sarana infrastruktur jalan yang memang menjadi pendorong perekonomian desa. “Kami mohon doa dari teman-teman,” ujarnya.
Acara meski tidak formil, hanya hiburan, namun cukup membuat kesan yang mendalam. Jamuan makan khas sunda pun dinikmati rombongan ASIK84. Jalan jauh yang berlubang dan penuh batu, nampaknya membuat nikmatnya menyantap jamuan tuan rumah. Bahkan, Enu Wiharja, Ai Yanti, Imas, Ede dan Bunda Manda, nambah nasinya.
“Makannya nikmat juga, ada asin sepat, sayur lodeh, jengkol dan sambal. Luar biasa kami menikmati dan berterimakasih kepada Ibu Haji Edi yang telah menjamu kami,” ujar Hj.Iin.
Pukul 15.00 WIB rombongan pamit untuk kembali ke Bandung. Sebelum naik bus, bersam-sama menyanyikan lagu kebersamaan dan foto bareng. “Selamat tinggal Pak Haji Edi berserta Ibu, kita jumpa lagi dalam acara selanjutnya,” ujar Nanang Tata sambil menyembungikan goreng jengkol.***
Editor: denkur