DARA | JAKARTA – Sejumlah wilayah kabupaten dan kota telah menetapkan status siaga darurat kekeringan. BNPB mengidentifikasi hingga Senin (22/7) 55 kepala daerah telah menetapkan Surat Keputusan Bupati dan Walikota Tentang Siaga Darurat Bencana Kekeringan.
Plh Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Agus Wibowo, dalam suaran persnya, mengungkapkan, [rovinsi yang wilayah kabupaten dan kotanya menetapkan status siaga darurat kekeringan antara lain Banten, Jawa Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Sementara itu, wilayah kabupaten/kota yang terdampak kekeringan teridentifikasi berjumlah 75 kabupaten/kota, termasuk dua kabupaten di Provinsi Bali.
Wilayah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terdapat lima kabupaten dan kota, yaitu Kabupaten Sumba Timur, Timor Tengah Selatan, Manggarai, Rote Ndao, dan Kabupaten Flores Timur, serta Kupang. Provinsi di sisi barat, wilayah yang telah menetapkan status ini yaitu Kabupaten Bima, Dompu, dan Sumbawa.
Sementara itu, wilayah terbanyak yang menetapkan status Siaga Darurat Kekeringan yaitu Provinsi Jawa Timur. Sejumlah 25 kabupaten teridentifikasi berpotensi kekeringan. “Wilayah Banten hanya di Kabupaten Lebak yang telah menetapkan status siaga,” kata Agus.
Menghadapi darurat kekeringan, BNPB, BMKG, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), lanjut dia, telah melakukan koordinasi untuk operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC). Pertemuan koordinasi yang digelar pada hari ini, menyatakan, operasi tersebut akan difokuskan pada penanganan kekeringan dan kegagalan panen di wilayah-wilayah teridentifikasi.
“Saat ini potensi awan hujan kurang dari 70% sehingga belum dapat dilakukan operasi TMC,” ujar dia.
Meski demikian, pesawat milik BPPT dalam posisi stand by jika ada wilayah yang berpotensi untuk penerapan TMC. BMKG menyampaikan, potensi hujan hari hari ke depan masih cukup rendah untuk wilayah Sumatera bagian Selatan, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.
Di sisi lain, lanjut dia, pertumbuhan awan dan potensi hujan masih terfokus di Sumatera bagian utara, Kalimantan Timur dan Utara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua.
Data BNPB pada Senin (22/7/2019), menyebutkan, 75 kabupaten dan kota yang terdampak kekeringan yakni Jawa Barat 21 kabupaten, Banten 1, Jawa Tengah 21, DI Yogyakarta 2, Jawa Timur 10, Bali 2, NTT 15, dan NTB 9 kabupaten. “Dilihat sebaran bencana kekeringan berdasarkan tingkatan wilayah administrasi sebagai berikut tujuh provinsi, 75 kabupaten, 490 kecamatan, dan 1.821 desa. Total air bersih yang telah didistribusikan mencapai 7.045.400 liter. Strategi lain yang telah diupayakan antara lain penambahan jumlah mobil tanki, hidran umum, pembuatan sumur bor, dan kampanye hemat air,” katanya.***
Editor: Ayi Kusmawan