DARA | BANDUNG – Gunung Tangkubanparahu dinyatakan aman untuk dikinjungi. Meski demikian lokasi wisata alam ini belum dapat dibuka untuk umum.
“Kondisi (Gunung Tangkuban Parahu) hari ini sudah normal dan saya kira kalau melihat laporan kewaspadaan harus tetap dijaga,” kata Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, saat meninjau kondisi terkini Gunung Tangkubanparahu di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, kemarin, dilansir humas.jabarprov.go.id.
Pasalnya, masih perlu pembenahan sarana dan prasarana yang ada seperti proses pembersihan abu sisa erupsi. “Tapi saya kira pengunjung sudah boleh datang dengan kesiapsiagaan dari pengelola, yang namanya proses evakuasi, jika terjadi hal-hal yang serupa lagi (erupsi).”
Ia mengimbau masyarakat tak perlu khawatir untuk berkunjung ke Gunung Tangkubanparahu. Pihaknya segera berkoordinasi untuk menentukan lokasi wisata tersebut dibuka untuk umum, serta membahas hal lain terkait prosedur evakuasi dan sebagainya.
“Intinya wisatawan jangan khawatir, silakan datang. Pariwisata Jawa Barat aman terkendali, selalu kita koordinasikan kewaspadaan juga,” ujarnya.
Gunung Tangkubanparahu erupsi pada Jumat (27/7/19) sore. Namun, erupsi yang terjadi bersifat lokal. Berdasarkan laporan, lanjut dia, erupsi yang terjadi pekan kemarin sesuai dengan pola erupsi yang pernah terjadi sebelumnya pada 2013.
“Erupsi yang terjadi di Gunung Tangkubanparahu itu bukan erupsi magma. Tapi erupsi uap air atau freatik. Erupsi ini sifatnya lokal. Jadi tidak menyebar karena hanya uap di atasnya dan menyusutnya juga cepat. Makanya ketika terrjadi erupsi kemarin (27/7) tidak terlalu lama sudah normal lagi,” katanya.
Terkait prosedur evakuasi, ia juga meminta agar SOP diperbaiki, di antaranya posisi parkir mobil yang harus menghadap ke jalan. Selain itu, jumlah mobil yang bisa parkir disesuaikan dengan lahan parkir yang tersedia.
Gunung Tangkubanparahu terletak di dua administratif pemerintahan, yakni Kabupaten Subang dan Kabupaten Bandung Barat. Berada di posisi 2.084 di atas permukaan laut (dpl), berdasarkan sejarah aktifitasnya gunung ini mempunyai periode letusan 2-50 tahun.***
Editor: Ayi Kusmawan