DARA | BANDUNG — Pemkab Bandung kembali meluncurkan inovasi baru. Kali ini tiga program inovasi upaya mengajak masyarakat mengurangi konsumsi beras dan terigu.
Tiga program itu yakni Sabilulungan Gerakan Generasi Muda Makan Buah dan Sayur Segar Lokal (Sanggembiraloka), Sabilulungan Gerakan Generasi Muda Makan Umbi-umbian dan Kacang-kacangan (Sanggemilang) dan Sabilulungan Gerakan Makan Nasi Satu Kali Sehari (Sangmatahari).
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dispakan) Kabupaten Bandung Ir. H. Dadang Hermawan. Menurutnya program-program inovatif tersebut dapat berkontribusi langsung terhadap peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Bandung.
“Potensi pangan di Kabupaten Bandung sangat luar biasa. Dengan potensi tersebut, kami implementasikan melalui program-program inovatif, yang dapat berkontribusi langsung terhadap peningkatan IPM di Kabupaten Bandung,” ucapnya saat ditemui di ruang kerjanya di Soreang, Kamis (1/8/2019).
Ia berharap, dengan membina ratusan kelompok wanita tani (KWT) di 31 kecamatan, selain berkontribusi terhadap peningkatan IPM juga dapat meningkatkan skor Pola Pangan Harapan (PPH) Konsumsi Kabupaten Bandung.
“Sampai tahun 2018 kemarin, PPH Konsumsi Kabupaten Bandung baru mencapai 83,4%. Mudah-mudahan dengan inovasi program yang kami jalankan, akan bisa meningkatkan PPH sampai mencapai di atas 90%,” ujar Dadang Hermawan.
Kontribusi terhadap IPM dan PPH Konsumsi itu, dilakukan pihaknya dengan mengajak KWT yang ada, untuk melakoni bisnis di bidang pangan. Untuk memancing gairah bisnis para KWT tersebut, Dispakan menyelenggarakan event Festival Pangan Lokal/Lomba Cipta Menu (LCM) Lunchbox B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman).
LCM itu diikuti KWT dari 31 kecamatan di Kabupaten Bandung, dan telah menghasilkan tiga pemenang. KWT Banjaran meraih Juara pertama, diikuti Cangkuang dan KWT Bojongsoang.
Hingga saat ini produk-produk non beras non terigu dari para KWT, sudah mulai dipasarkan di pasar modern, salah satunya di Gerai Autenthic Snack Sabilulungan Trans Studio Mall (TSM) Bandung.
Selaras program PKK
Ketua TP PKK Kabupaten Bandung, Hj Kurnia Agustina Dadang M Naser, sangat mendukung tiga inovasi yang diakuinya sejalan dengan program pemerintah, yakni Bubur Talas (buatan lembur tangtu lezat tur sehat) dan Si Kasep (sistem kantin sehat pelajar/pegawai).
Ia mengingatkan, di zaman serba modern segala hal yang berbau tradisional sebaiknya dilestarikan, termasuk untuk bahan pangan lokal. “Kearifan lokal harus dipertahankan. Namun dari segi inovasi, tampilan dan kehigienisannya, harus lebih ditingkatkan. Beragam komoditas umbi-umbian dan kacang-kacangan yang kita miliki, bisa dikembangkan cara pengolahannya. Jadi tidak hanya dikukus dan direbus, harus ada inovasi agar tampilannya lebih menarik, terutama bagi kaum milenial,” katanya.
Dia menyebutkan, melalui media LCM saat ini KWT di Kabupaten Bandung sudah banyak yang berkreasi dalam menciptakan menu baru. Kemudian untuk buah dan sayur juga sudah ada dalam bentuk salad yang diolah bersama keju dan beberapa bahan lainnya.
“Dengan inovasi menu baru yang lezat dan bergizi, akan membuat masyarakat gemar mengkonsumsi pangan lokal yang menyehatkan dan mengurangi konsumsi makanan cepat saji (fast food) pada generasi muda. Di samping itu dengan kemasan dan tampilan yang menarik, akan bernilai ekonomi bagi para KWT,” katanya.***
Editor: Ayi Kusmawan