DARA | BANDUNG – Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, mengatakan akan terus mendukung upaya bank bjb untuk bertransformasi dan berinovasi dengan lebih berpihak kepada masyarakat, khususnya pelaku UMKM di daerah ini.
Menurut dia, kemudahan akses layanan perbankan dapat mengentaskan praktik rentenir yang saat ini semakin marak di kalangan masyarakat golongan menengah ke bawah atau golongan ekonomi lemah. “bjb harus mempunyai target market yang lebih luas dan menyentuh lapisan masyarakat terkecil,” katanya, dalam ‘Penutupan Business Review bjb Semester I Tahun 2019 di Hotel Aryaduta, Kota Bandung, kemarin
Ia berpesan, bjb terus meningkatkan kinerjanya melalui dukungan teknologi dan inovasi demi merespons peluang-peluang di masyarakat, salah satunya rencana pengembangan infrastruktur dengan nilai total hampir Rp600 triliun. “Di masa yang akan datang, bjb terlibat aktif, didahulukan untuk proyek-proyek di Jawa Barat.”
Menurut Direktur Utama Bank bjb, Yuddy Renaldi, untuk mencapai pertumbuhan bisnis yang berkualitas dan berkelanjutan pihaknya akan menerapkan tiga fokus utama. Pertama reposisi bisnis, kedua reorganisasi, dan fokus ketiga re-engineering teknologi informasi.
“Kami sangat optimis dapat menghadapi berbagai tantangan industri perbankan saat ini dengan menjalankan tiga fokus utama tersebut dengan dukungan sumber daya manusia yang mumpuni serta jaringan kantor yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia,” ujarnya.
Sesuai rencana bisnis dan program kerja, lanjutnya, bjb pun berkomitmen mendukung pembangunan ekonomi di daerah atau nasional melalui pembiayaan sektor produktif dengan fokus UMKM dan infrastruktur. Salah satu program akselerasinya, berkolaborasi dengan BUMD-BUMD lain di wilayah Jawa Barat dan Banten agar pembangunan dan program-program pemerintah dapat segera direalisasikan.
Dari segi kinerja, menurut dia, pencapaian bank bjb pada semester satu tahun 2019 memberikan hasil yang memuaskan. Total aset bank bjb tumbuh 6,4 persen year on year (yoy) menjadi Rp120,7 triliun. Pertumbuhan aset ini didukung penghimpunan DPK sebesar Rp95,1 triliun atau tumbuh sekitar 7% dari tahun lalu.
Sementara total kredit yang disalurkan mencapai Rp78,2 triliun atau tumbuh sebesar 8,2% yoy. Sedangkan untuk laba bersih, katanya, setelah pajak tercatat sebesar Rp803 miliar.
Kualitas kredit bank bjb juga, menurut dia, berhasil dijaga dengan baik. Rasio non performing loan (NPL) dapat bertahan di level 1,7% atau lebih baik dibanding rasio NPL industri perbankan per Mei 2019 sebesar 2,61%.
Adapun rasio net interest margin (NIM) bank bjb berada pada level 5,75 atau berada di atas rata-rata rasio NIM industri perbankan, 4,9%.***
Editor: Ayi Kusmawan