JUMAT BAROKAH: Menenangkan Hati dengan Ingat Akherat

Jumat, 9 Agustus 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi (Foto: NU Online)

Ilustrasi (Foto: NU Online)

DARA | Sifat dunia adalah fana, gemerlapnya bukan sumber ketenangan, banyaknya bukan pondasi kebahagiaan. Dunia, segala sisinya adalah kekeruhan, kecuali digunakan untuk ketaatan dan pengabdian kepada Allah Ta’ala.

Hanya agama (baca Islam) yang mampu memberikan uraian perihal hakikat dunia secara rasional dan empiris. Manusia yang kafir kepada ajaran Islam, tidak ada tujuan tertinggi dalam hidupnya, kecuali sumber dari kegelisahan itu sendiri, yakni segala macam capaian keduniaan, mulai dari harta hingga tahta.

Meski demikian, tidak berarti orang beriman lepas dari kegelisahan semacam itu. Kerapkali manusia enggan berpikir, sehingga dalam hidupnya, bahkan ada yang sepanjang hidup, hatinya selalu menjadi tempat kegelisahan demi kegelisahan. Di sini kita perlu terus membaca perihal apa itu dunia secara hakiki.

Jabir ibn ‘Awn al-Asadi berkata, “Dalam sambutan pertamanya sebagai khalifah pada masa Bani Umayyah (715-717)  Sulaiman ibn Abdul Malik mengatakan, ‘Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan, menghilangkan, dan merendahkan sesuatu yang dikehendaki-Nya; memberi dan menghalangi siapa saja yang dikehendaki-Nya.

Sesungguhnya dunia adalah negeri tipu daya, tempat kebathilan, dan perhiasan yang tidak stabil; sebentar tertawa kemudian menangis; sebentar menangis kemudian tertawa; sebentar menakutkan kemudian mengamankan; sebentar mengamankan kemudian menakutkan; mengubah orang yang kaya jadi fakir; dan mengubah orang fakir menjadi kaya.

Wahai hamba Allah jadikanlah kitab Allah Ta’ala sebagai imam, ridhailah, dan jadikanlah ia sebagai panutan. Ia menghapus (nasakh) kitab sebelumnya dan tidak akan ada kitab setelahnya yang menghapusnya.

Ketahuilah, wahai hamba Allah, Al-Qur’an ini dapat menyingsingkan tipu daya dan kedengkian setan laksana cahaya subuh ketika fajar menyingsing selepas malam yang meninggalkan gelapnya.”

Oleh karena itu, jangan pernah gelisah karena keadaan hidup kita di dunia. Sejauh yang kita miliki halal, walau pun sedikit, atau bahkan mungkin mengundang orang lain memandang kita dengan pandangan yang merendahkan, itu jauh lebih baik jika benar-benar halal dan tidak mengandung unsur yang mengundang murka Allah Ta’ala.

Sebaliknya, tidak perlu berbangga dengan apa yang berhasil dicapai dalam urusan duniawi. Sebab, belum tentu semua aset yang kita miliki benar-benar bersih dari unsur yang dapat memberatkan hisab kita di dunia dan akhirat.

Oleh karena itu, menarik kita simak nasihat Ali bin Abi Thalib kepada Salman Al-Farisi.

“Dunia laksana ular. Siapapun yang memegangnya bakal dibinasakan dengan bisanya.

Berpalinglah dari barang-barang dunia yang menakjubkanmu karena bagian dunia yang bisa kamu dapatkan hanya sedikit. Jangan gelisah karena dunia lantaran jelas-jelas kamu bakal meninggalkannya.

Jadikanlah sesuatu yang membuatmu bahagia di dunia adalah hal yang paling ditakuti olehnya. Setiap kali budak dunia merasa damai dan mendapatkan kebahagiaan, setiap kali itu pula ada ketidaknyamanan yang mengganggunya.”

Demikianlah dunia yang dibanggakan oleh sebagian manusia dan digelisahkan oleh sebagian yang lain. Mereka benar-benar lupa bahwa dunia bukanlah tempat yang layak dibanggakan atau pun digelisahkan. Sebab dunia tidak diciptakan melainkan untuk menguji keimanan.

“Sesungguhnya dunia itu manis dan hijau. Dan sesungguhnya Allah menjadikan engkau semua sebagai khalifah di bumi itu. Maka Allah akan melihat bagaimana yang engkau lakukan. Oleh sebab itu, waspadalah terhadap dunia dan waspadalah terhadap wanita. Karena awal fitnah bagi Bani Israil adalah wanita.” (HR. Muslim).

Selanjutnya kita dapat melihat hakikat dunia ini dari firman Allah Ta’ala.

إِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى الْأَرْضِ زِينَةً لَّهَا لِنَبْلُوَهُمْ أَيُّهُمْ أَحْسَنُ عَمَلاً

“Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya.” (QS. Al-Kahfi [18]: 7).

Dengan demikian janganlah bersusah payah dalam kehidupan dunia ini kecuali pada apa yang dapat terus menemani kita hingga ke akhirat, yakni ilmu dan amal.

Gelisahlah jika tak memiliki ilmu sehingga merasa diri terus butuh terhadap ilmu. Gundahlah jika tak punya amal, sehingga harta di tangan tak sempat membuat hati sombong, karena harta itu akan binasa dan membinasakan, kecuali diinfakkan di jalan Allah Ta’ala.

Jika seseorang kegelisahan dan kegundahannya sudah pada tahap esensial seperti itu, perihal ilmu dan amal, insya Allah kebahagiaan dan ketenangan batin akan bersarang di dalam dadanya, bagaimanapun keadaannya. Sebab ia sadar, semua baik, jika menguatkan iman, menambah ilmu dan mendorong diri beramal.***

Editor: denkur

Artikel ini diambil dari Hidayatullah.com, Jumat (9/8/2019)

 

Berita Terkait

Siaran Ramadan di Medsos Harus Edukatif dan Ramah Anak
TEDxSampoerna University 2025: Dorong Generasi Z untuk Siap Menghadapi Tantangan Global dengan Tema “UpNex”
Breaking News, Sidang Isbat: Awal Ramadan 1446 H Jatuh Hari Sabtu 1 Maret 2025
Polri, BGN dan YKB Uji Coba SPPG Polri di Pejaten dan Cipinang
Pisang dan Semangka Jadi Solusi Meningkatkan Ekonomi Sektor Sawit dengan Model Tumpang Sari
Marak Fenomena Resign Pasca Lebaran, Berikut Strategi Bagi Perusahaan untuk Menarik dan Mempertahankan Pekerja Terbaik
Pemerintah Percepat Program MBG, Dorong Peran Koperasi dan Industri Susu Lokal
Universitas Paramadina Gelar Presidential Lecture Bersama Susilo Bambang Yudhoyono
Berita ini 1 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 1 Maret 2025 - 13:39 WIB

Siaran Ramadan di Medsos Harus Edukatif dan Ramah Anak

Jumat, 28 Februari 2025 - 19:55 WIB

Breaking News, Sidang Isbat: Awal Ramadan 1446 H Jatuh Hari Sabtu 1 Maret 2025

Jumat, 28 Februari 2025 - 18:43 WIB

Polri, BGN dan YKB Uji Coba SPPG Polri di Pejaten dan Cipinang

Kamis, 27 Februari 2025 - 16:21 WIB

Pisang dan Semangka Jadi Solusi Meningkatkan Ekonomi Sektor Sawit dengan Model Tumpang Sari

Kamis, 27 Februari 2025 - 16:12 WIB

Marak Fenomena Resign Pasca Lebaran, Berikut Strategi Bagi Perusahaan untuk Menarik dan Mempertahankan Pekerja Terbaik

Berita Terbaru

Ilustrtasi (Foto: Universitas Airlangga/ Tribun Travel)

HEADLINE

Siaran Ramadan di Medsos Harus Edukatif dan Ramah Anak

Sabtu, 1 Mar 2025 - 13:39 WIB

Fotog: Hilman Fauzi/Kemenag

HEADLINE

Ramadan tak Sekadar tentang Ibadah Pribadi

Sabtu, 1 Mar 2025 - 13:22 WIB

Foto: Istimewa

JABAR

Budi Azhar Bersedia Jadi Ketua IPSI Kabupaten Sukabumi

Sabtu, 1 Mar 2025 - 13:13 WIB

Foto: Kemenag

HEADLINE

Keutamaan Niat Puasa

Sabtu, 1 Mar 2025 - 13:04 WIB

Foto: Istimewa

EKONOMI

Mustahil Tumbuh 8% Tanpa Industri yang Kuat

Sabtu, 1 Mar 2025 - 12:53 WIB