DARA | KASHMIR – Pemerintah India segera mencabut status khusus Kashmir yang dikelola India dalam konstitusinya. Langkah ini sebagai langkah politik yang paling jauh menjangkau wilayah yang disengketakan dalam hampir 70 tahun terakhir ini.
Pencabutan status tersebut terkait dengan Keputusan presiden yang dikeluarkan pada 5 Agustus. Presiden India mencabut Pasal 370 konstitusi India yang menjamin hak-hak khusus bagi warga negara mayoritas Muslim, termasuk hak untuk konstitusi dan otonomi untuk membuat undang-undang tentang semua hal, kecuali pertahanan, komunikasi dan urusan luar negeri.
Sebelumnya pemerintah India mengirim ribuan pasukan tambahan ke wilayah Kashmir yang disengketakan serta memberlakukan jam malam yang melumpuhkan, menutup telekomunikasi dan internet, dan menangkap para pemimpin politik dan aktivis.
Langkah tersebut diklaporkan Al Jazeera sebagai hal yang memperburuk dan meningkatkan ketegangan dengan negara tetangga Pakistan . Karena itu Pakistan mengancam akan memutuskan menurunkan hubungan diplomatiknya dengan India.
Seperti diketahui India dan Pakistan mengklaim wilayah Kashmir dalam kekuasaan kekuasaan. Saling klim ibni belum bisa terselesaikan hingga 70-an tahun.
Karena itu kedua negara bertetangga ini sempat terlibat perang bersenjata.
Al Jazeera melaporkan situasi terkini pada Senin,( 12/8/2019) di tengah perayaan Iedul Adha ratusan warga Kashmir mencoba mencari tahun sanak keluaraga yang belum diketahui keberadaan seusai aksi protes akhir pekan lalu. Di halaman kantor Komisioner Distrik di Srinagar, kota utama Kashmir yang dikelola India, penduduk mengitari meja, berharap giliran mendapat informasi tentang keluarga mereka.
Seperti diketahui saat aksi protes puluhan ribu warga Kashmir bverbagai fasilitas publik terputus seperti penggunaan telepon dan internet selama seminggu yang dikunci oleh pemerintah India.
Namun demikian Senin kemarin pihak berwenang India, mengizinkan penduduk setempat untuk menggunakan ponsel untuk berbicara singkat dengan orang yang mereka cintai di luar negara mayoritas Muslim.
Pada hari Minggu (11/8/2019) meski situasi tenang di Kashmir, namun ketenangan tersebut masih memendam kegelisahan. Maka seperti dilansir Al Jazeera ketenangan tersebut sebagai ketenangan yang tidak nyaman terjadi di Kashmir yang dikelola India.
Ini terjadi ketika Umat Muslim merayakan Idul Adha di tengah-tengah penutupan dan pemadaman komunikasi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Semua saluran telepon dan internet tetap terputus untuk hari kedelapan pada hari Senin.
Laporan-laporan mengatakan bahwa pihak berwenang akan mengizinkan sholat Idul Adha di masjid-masjid tetangga pada siang hari tetapi tidak akan mengizinkan jemaat besar untuk menghindari protes anti-India.
Bahan: Al Jazeera |editor: aldinar