Gejolak Papua

Selasa, 20 Agustus 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Fotto: sindonews.com

Fotto: sindonews.com

PAPUA bergejolak. Ratusan orang marah dan ramai-ramai turun ke jalan. Memblokade sejumlah ruas jalan. Menebang pepohonan yang ada di sisi jalan itu. Lalu membakar ban bekas hingga asapnya membumi. Di sudut lain terjadi aksi pengrusakan dan katanya penjarahan. Itu terjadi Senin 19 Agustus 2019.

Blokade jalan pun terjadi, diantaranya Jalan Yos Sudarso, Jalan Trikora Wosi dan Jalan Manunggal Amban, Distrik Manokwari Barat, Kabupaten Manokwari. Dikabarkan pula ada kerusakan terhadap sejumlah gedung diantaranya gedung DPRD, bangunan eks kantor gubernur dan sejumlah fasilitas publik.

Personel keamanan diterjunkan untuk meredakan amarah warga. Namun, ternyata tidak mudah. Aksi pelemparan batu terjadi menegangnya. Beruntung tidak ada korban.

Pertanyaannya, apa penyebabnya?
Diberitakan sejumlah media, pemicu gejolak di Papua itu konon karena ada aksi persekusi dan rasisme terhadap mahasiswa di Surabaya, Malang dan Semarang. Dikabarkan, polisi memulangkan 43 mahasiswa Papua ke asrama mahasiswa Papua, Minggu (18/8/2019) dini hari setelah menjalani pemeriksaan di Polrestabes Surabaya terkait dugaan perusakan tiang bendera dan membuang bendera Merah Putih di selokan.

Sebelumnya, Jumat (16/8/2019), sejumlah kelompok organisasi masyarakat mendatangi asrama mahasiswa Papua di Jalan Kalasan, Surabaya, Jawa Timur.
Massa memadati halaman depan asrama mahasiswa sejak siang hingga malam hari.

Kedatangan mereka karena ada kabar mahasiswa Papua di asrama tersebut yang diduga mematahkan tiang bendera Merah Putih dan membuangnya ke selokan.

Muhammad, salah satu perwakilan massa mengatakan, di grup-grup WhatsApp beredar foto oknum mahasiswa Papua diduga mematahkan tiang bendera merah putih.
Namun saat massa datang, bendera Merah Putih terlihat terpasang di halaman asrama.(Kompas.com/Senin 19/8/2019).

Sementara itu, Kapolri Jenderal Tito Karnavian dalam keterangan persnya meminta masyarakat saling menghormati dan memperlakukan orang lain dengan baik. Warga Papua di mana saja jangan terpancing dan jangan mau diadu domba.

Jenderal Tito juga mengatakan, dari laporan yang diterima Kapolri, kerusuhan di Manokwari dipicu insiden terhadap mahasiswa Papua di Malang dan Surabaya.

“Di trigger kesimpangsiuran informasi, kesalahpahaman, dan membuat kata-kata kurang nyaman sehingga saudara-saudara kita di Papua merasa terusik dan ada pihak-pihak yang mengembangkan informasi itu untuk kepentingan sendiri,” kata Tito.

Lalu, Amnesty International berharap tindakan refresif dan diskriminatif berbau rasial terhadap warga Papua harus dihentikan. Dikutip dari CNNIndonesia.com, Direktur Amnesty International Indonesia, Usman Hamid, menuturkan, penangkapan puluhan mahasiswa Papua di Surabaya dan kerusuhan di Manokwari serta Jayapura hari ini “memperlihatkan bagaimana aparat negara dan kelompok non-negara melakukan tindakan diskriminatif bernuansa rasial” terhadap warga Papua.

Usman menyayangkan sikap polisi yang “membiarkan lontaran kata-kata bernada penghinaan rasial seperti menyebut orang Papua sebagai monyet, anjing, dan babi” selama penangkapan berlangsung.

Apapu penyebabnya, gejolak di Papua selayak jadi perhatian serius dari aparat kepolisian. Namun, tentu tak Cuma merdekan kemarahan, tapi juga harus mampu mencegah agar gejolak dari Papua tidak malah menyebar ke daerah lain. Kita tahu, mahasiswa Papua ada di mana-mana. Diharapkan tidak terhasut dan terpancing emosi.
Lebih dari itu, perlu juga ditelusuri ada apa sebenarnya di Papua, hingga ada setitik saja persoalan yang menyangkut warganya, kemudian memunculkan aksi kemarahan yang sangat. Terlepas dari soal kedaerahan dan solidaritas. Boleh jadi ada masalah lain yang tersembunyi di Papua yang juga sedang bergolak dengan muncul kelompok bersenjata.*

Berita Terkait

GEJOLAK KOREA SELATAN MK Tanpa ‘Dissenting Opinion’
ALIANSI POROS BARU “CRINK” Cemaskan AS-Barat
GEJOLAK INKLUSIF TRUMP “Tembak Dulu, Bidik Kemudian”!
RELOKASI RAKYAT GAZA Diplomasi Irlandia untuk Trump
RAPUH ISRAEL-HAMAS “Morning Has Broken”!
BERTEMU HAMAS AS Menerobos “Hutan Larangan”!
Ulang Tahun SMSI: Sewindu Mengarungi Disrupsi Multidimensi
NERAKA GAZA Israel “Mengunci” Hamas!
Berita ini 6 kali dibaca

Berita Terkait

Minggu, 6 April 2025 - 09:19 WIB

GEJOLAK KOREA SELATAN MK Tanpa ‘Dissenting Opinion’

Minggu, 30 Maret 2025 - 15:04 WIB

ALIANSI POROS BARU “CRINK” Cemaskan AS-Barat

Minggu, 23 Maret 2025 - 15:59 WIB

GEJOLAK INKLUSIF TRUMP “Tembak Dulu, Bidik Kemudian”!

Jumat, 14 Maret 2025 - 20:58 WIB

RELOKASI RAKYAT GAZA Diplomasi Irlandia untuk Trump

Minggu, 9 Maret 2025 - 21:07 WIB

RAPUH ISRAEL-HAMAS “Morning Has Broken”!

Berita Terbaru