Boediono Bicara Soal Krisis Ekonomi 1998

Kamis, 29 November 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Boediono (Foto:berkuliah.com)

Boediono (Foto:berkuliah.com)

DARA| JAKARTA – Krisis ekonomi yang terjadi ketika tahun 1997-1998 bagi Indonesia terjadi karena ada aliran modal balik besar-besaran di Asia, termasuk di Indonesia. Akibatnya, kondisi likuiditas dalam negeri terguncang. Demikian diungkapkan mantan Wakil Presiden, Boediono, berbicara dalam acara peluncuran buku ‘Mengejar Fajar’ di Djakarta Theater, Rabu (28/11). Menurutnya, kemudian Indonesia meminta IMF untuk membantu hingga akhirnya IMF kecuali memberikan masukan, juga dukungan pendanaan.
Realisasinya, kenang Boediono, pemerintah menutup 16 bank sakit dan melaksanakan reformasi struktural dengan mengendalikan likuiditas pada November 1997. Total aset dari 16 bank yang ditutup tersebut relatif kecil, hanya berkisar tiga sampai empat persen dari total aset perbankan kala itu. Namun, resep tersebut malah menghantam psikologis pasar dan membuat kepanikan masyarakat. Itu terjadi karena pemerintah tidak memberikan sistem penjaminan penuh atas simpanan (full blanket guarantee) saat bank ditutup.
Buntutnya, kata Boediono, beberapa hari setelah penutupan bank, banyak nasabah mengalihkan simpanannya ke bank lain yang dinilai lebih aman. “Waktu itu, IMF tidak memikirkan dampaknya seperti ini,” ujar Boediono.
Lalu, setelah tiga bulan berjalan pemerintah mulai menyadari dampak resep IMF ke perekonomian Indonesia, di antaranya bank kelabakan mencari dana, L/C Indonesia tidak diterima di luar negeri, dan masyarakat lebih menyukai dolar AS dibandingkan rupiah yang kursnya anjlok. “Akhirnya, Januari 1999, pemerintah mulai memperbaiki kebijakannya dengan memberikan jaminan pengembalian simpanan. Berlaku efektif  Maret 1999 saat Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) terbentuk,” ujarnya.***

Editor: denkur

Berita Terkait

Simak Nih, Diskusi Ekonomi Bertajuk Trump Trade War: Menyelamatkan Pasar Modal, Menyehatkan Ekonomi Indonesia
DKUKM Kabupaten Sukabumi Dukung Koperasi Desa Merah Putih Yang Digagas Presiden Prabowo
Mentan Amran: Operasi Pasar Pangan Murah AgriPost Stabilkan Harga Pangan Masyarakat
Stok Pangan di Jabar Jelang Idulfitri Surplus, Komoditas Ini Harganya Naik
Dukung Optimalisasi Devisa Hasil Ekspor Dalam Negeri, CIMB Niaga Hadirkan Solusi Keuangan bagi Eksportir
Setjen KESDM Pastikan Keamanan Pasokan BBM dan LPG di Sumbagsel Jelang Idul Fitri
Mager Tapi LPG Habis? Pesan Layanan Antar Gratis Ajaa
FIF Raih Triple A Awards Sustainable Finance 2025
Berita ini 4 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 12 April 2025 - 13:00 WIB

Simak Nih, Diskusi Ekonomi Bertajuk Trump Trade War: Menyelamatkan Pasar Modal, Menyehatkan Ekonomi Indonesia

Senin, 7 April 2025 - 17:03 WIB

DKUKM Kabupaten Sukabumi Dukung Koperasi Desa Merah Putih Yang Digagas Presiden Prabowo

Senin, 31 Maret 2025 - 21:46 WIB

Mentan Amran: Operasi Pasar Pangan Murah AgriPost Stabilkan Harga Pangan Masyarakat

Sabtu, 29 Maret 2025 - 22:57 WIB

Stok Pangan di Jabar Jelang Idulfitri Surplus, Komoditas Ini Harganya Naik

Minggu, 23 Maret 2025 - 12:28 WIB

Dukung Optimalisasi Devisa Hasil Ekspor Dalam Negeri, CIMB Niaga Hadirkan Solusi Keuangan bagi Eksportir

Berita Terbaru