DARA | BANDUNG – Layad Rawat, diluncurkan dua tahun lalu. Layanan kesehatan yang bertujuan memudahkan masyarakat untuk berobat dengan sistem pasien jemput bola.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Rita Verita Suhardijanto mengatakan, bulan Juli 2019, layanan ini diakses oleh 2.242 orang melalui pusat panggilan 119. Ini membuktikan semakin tingginya kepercayaan masayarakat terhadapat program Layad Rawat.
“Kalau orang yang sudah tahu, dan sudah pernah dilayani, biasanya setelah itu memanggil secara rutin,” ujarnya seraya menjelaskan, Rayad Rawat terbagi menjadi dua jenis layanan, yaitu kunjungan terencana dan tidak terencana. Kunjungan terencana dilakukan oleh petugas puskesmas berdasarkan data pasien yang ada.
“Ada kegiatan Perkesmas (Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat) yaitu kunjungan rumah berdasarkan data puskesmas. Di sana ada masyarakat yang harus dikunjungi, itu rutin kunjungan,” ujarnya.
Layad Rawat termasuk kunjungan tidak terencana yang pelaksanaanya berdasarkan permintaan warga. Di lapangan, lanjut Rita Vita, petugas juga berkoordinasi dengan Puskesmas. Jika kondisi pasien masih bisa ditangani oleh petugas puskesmas, maka petugas ini yang datang untuk menolong. Jarak dan tingkat kegawatdaruratan juga menjadi pertimbangan penanganan kasus.
Pasien perlu pertolongan pemeriksaan kesehatan yang sakit dekubitus, kencing manis, biasanya memanggil Layad Rawat. Kebanyakan yang sakit pasca stroke, baru pulang dari RS dan perlu cek kondisi kesehatan. Warga dengan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) juga memiliki kenyamanan lebih, sebab layanan melalui Layad Rawat juga bisa dibiayai dengan JKN.***
Editor: denkur