DARA | BANDUNG – Menurut Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, mengembangkan dan merevitalisasi pendidikan vokasi atau SMK merupakan salah satu upaya menyiapkan SDM daerah ini yang berkualitas. Itu juga sesuai dengan arahan presiden, fokus pembangunan 2019 adalah peningkatan kualitas SDM utamanya melalui vokasi.
Dalam acara Capacity Building SMK Bisa: Link & Match dengan Industri Jawa Barat, yang juga dihadiri para kepala sekolah dan guru, ia menyebutkan, tujuan revitalisasi lembaga vokasi adalah kecocokan alias link and match dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI), misalnya dengan mendorong jurusan yang menjadi tren seperti jurusan kopi dan animasi. Selain itu juga jurusan fokus kepada praktek, serta mendorong fleksibilitas sekolah dalam menyusun kurikulum bersama DUDI.
Masalah banyaknya jumlah pengangguran yang disumbang SMK, menurut gubernur, masalah tersebut dipengaruhi empat hal yakni laju ekonomi yang melambat, lulusan tidak punya fighting spirit, kurikulum tidak up to date, serta tidak adanya hubungan baik dengan industri. Maka, lanjut dia, perlu upaya bersama untuk menghadirkan iklim investasi yang baik agar industri terus tumbuh sekaligus membangun keselarasan antara kurikulum sekolah dan industri.
Tak lupa, lanjutnya lagi, perlu juga pendidikan karakter untuk membentuk lulusan yang punya spirit berjuang sesuai cetak biru generasi unggul Jabar Masagi. “Hari ini kita ingin semangat baru, kita buktikan 2045 negara Indonesia jadi adidaya,” katanya, di Gedung Sate Kota Bandung, kemarin..
Menurut Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Dewi Sartika, link and match SMK dan perusahaan merupakan langkah kerja kolaboratif antara pihak SMK, Dinas Pendidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, serta pihak industri/perusahaan. Pada 2018, Pemprov Jawa Barat juga telah melakukan pilot project kurikulum kopi di SMK PPN Tanjungsari sebagai contoh link and match saat kopi Jawa Barat menjadi tren di dunia.***
Editor: Ayi Kusmawan