Calon Ibu Kota Negara RI Rendah Ancaman Bencana

Selasa, 3 September 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

ILUDTRASI. Foto: Satu Indonesia

ILUDTRASI. Foto: Satu Indonesia

DARA | JAKARTA – Wilayah calon Ibu Kota Negara Indonesia di Provinsi Kalimantan Timur berada pada zona tingkat risiko ancaman bencana rendah hingga sedang. Adapun ancaman risiko bencana yang bisa terjadi di antaranya dari hidrometeorologi.

Hal itu disampaikan Deputi Bidang Sistem dan Strategi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Wisnu Widjaja, dalam konferensi pers Tim Intelijen Bencana, di Jakarta, tempo hari.

Berdasarkan data dari alat kaji potensi bencana InaRisk, ancaman risiko bencana yang bisa terjadi di antaranya dari hidrometeorologi seperti banjir, terutama di wilayah muara sungai. Tapi, menurut Wisnu, risiko tersebut bersifat dinamis, artinya bisa berkembang jika tata kelola ruang yang tidak baik, tidak memperhatkan kajian lingkungan, dan faktor urbanisasi.

Ia menyebutkan, ancaman bencana itu datang dari perilaku manusianya sendiri. Risiko ini dinamis, jika banyak manusia di sana bisa berkembang menjadi tinggi ancaman bencananya khususnya hidrometrologi, karena ini hubungannya dengan lingkungan.

“Kalau manusia masuk dan tinggal di wilayah DAS maka akan ada ancaman. Semua itu disebabkan oleh manusia,” ujar Wisnu.

Potensi ancaman gempa dan tsunami, menurut Pakar dan Peneliti Tsunami dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Widjo Kongko, berada pada level rendah hingga sedang. Berdasarkan kajian hipotesisnya, potensi risiko gempa dan tsunami ini merupakan dampak dari wilayah lain seperti dari Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan.

Sedangkan potensi tsunami akibat longsoran bawah laut, Widjo menyatakan ada tiga titik lokasi yang berpotensi di wilayah Selat Makassar dengan potensi kerawanan hanya 4%. “Misalpun ada, itu berasal dari wilayah lain seperti Sulawesi dengan tingkatan risiko rendah hingga sedang. Kendati demikian harus disimulasikan melalui pemodelan,” katanya.

Menyinggung potensi kebakaran hutan dan lahan, Plt Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Agus Wibowo tak menyangkal, Kalimantan Timur masih berada pada peringkat ke-5. Luas lahan yang terbakar di sana mencapai 4.430 hektar dari 34 provinsi di Indonesia.

Hal itu menjadi kajian yang akan menjadi perhatian khusus bagi pemerintah pusat serta pemerintah daerah dan semua unsur terkait. “Kaltim ini peringkat ke lima se-Indonesia. Kasus terparah ada di NTT,” ujar Agus.

Sementara menurut pemantauan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) melalui satelit, jumlah titik hotspot yang muncul di beberapa wilayah Kalimantan bukan selalu merupakan kebakaran hutan. Sedangkan perkiraan musim kemarau yang akan berakhir lebih lama dari tahun sebelumnya merupakan dampak dari fenomena El Nino.

Hal tersebut sekaligus menjadi faktor banyaknya titik hotspot yang terdeteksi di beberapa wilayah di Indonesia. “Hotspot bukan berarti kebakaran hutan dan lahan. Harus dipantau data hotspot selama tiga hari dan dilihat apakah ada tampilan asap di citra satelitnya untuk bisa menyimpulkan apakah itu kebakaran besar atau tidak. El Nino menjadi faktor penyebab meluasnya hotspot yang seperti terjadi sekarang ini,” ujar Indah Prasasti, Peneliti Penginderaan Jauh LAPAN.***

Editor: Ayi Kusmawan

 

Berita Terkait

InspiraFest: 3000 Peserta, 4 Generasi, 3 Pilar Kepemimpinan, untuk 1 Visi menuju Indonesia Emas
Pembangunan Infrastruktur untuk Menekan Biaya Logistik; Progress Pembangunan Tol Probolinggo – Banyuwangi yang Digarap PTPP
KCCI Berpesta Kimchi bersama SMK Pujangga
Hari Ibu, Wirawati Catur Panca dan Kementerian PPPA Kunjungi Enam Tokoh Pejuang Perempuan
LaNyalla Mahmud Mattalitti: Permintaan Presiden Agar Parpol Ubah Sistem Pemilu Layak Didukung
Prabowo Sebut Pilkada Mahal, Sultan: Sistem Politik Kita Perlu Disempurnakan
Wujudkan Ketertiban Berkendara bagi Anak Muda, Maxim Gelar Seminar Safety Riding
KCCI Bawa Beragam Konten Hallyu ke Cirebon
Berita ini 2 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 14 Desember 2024 - 17:50 WIB

InspiraFest: 3000 Peserta, 4 Generasi, 3 Pilar Kepemimpinan, untuk 1 Visi menuju Indonesia Emas

Sabtu, 14 Desember 2024 - 11:14 WIB

Pembangunan Infrastruktur untuk Menekan Biaya Logistik; Progress Pembangunan Tol Probolinggo – Banyuwangi yang Digarap PTPP

Sabtu, 14 Desember 2024 - 11:05 WIB

KCCI Berpesta Kimchi bersama SMK Pujangga

Sabtu, 14 Desember 2024 - 10:09 WIB

Hari Ibu, Wirawati Catur Panca dan Kementerian PPPA Kunjungi Enam Tokoh Pejuang Perempuan

Jumat, 13 Desember 2024 - 20:27 WIB

LaNyalla Mahmud Mattalitti: Permintaan Presiden Agar Parpol Ubah Sistem Pemilu Layak Didukung

Berita Terbaru


Alfath Alima Hakim dan Maheswara Yogha terpilih sebagai Mojang Jajaka Jawa Barat 2024 pada malam final yang berlangsung di Gedung Merdeka, Kota Bandung, Minggu (15/12/2024) malam.(Foto: biro adpim jabar)

HEADLINE

Alfath Alima-Maheswara dari Kota Bogor Juara Moka Jabar 2024

Senin, 16 Des 2024 - 11:03 WIB