DARA | NASSAU – Badai Dorian di Bahama tewaskan 20 orang Rabu (4/9/2019). Tim penyelamat bekerja ektra keras seusai badai Dorian memporak porandakan kawasan itu.
Tim penyelamat Kamis (5/9/2019) berjibaku untuk menyediakan makanan, air, obat-obatan dan tempat berlindung bagi ribuan orang yang kehilangan tempat tinggal akibat Badai Dorian itu.
Meski matahari bersinar terang di atas kepulauan Bahama yang terkepung, namunsinar terang itu mengungkapkan kehancuran yang luar biasa di seluruh kepulauan Grand Bahama dan Abaco setelah diporakporandakan oleh badai yang terjadi sejak Minggu. USA to Day melansir Badai Dorian kali ini berkatagori lima serta bergulis selama berhari-hari.
Badai Doriang yang berhembus kencang meratakan sejumlah bangunan, serta menumpukan lumpur di seluruhy badan jalan. Bahkan rumah sakit dan bandara dibanjiri oleh beberapa meter air.
Pemerintah setempat mengimbau warga yang terjebak di rumah mereka untuk memotong lubang di langit-langit jika air mengalir masuk dan menjebak keluarga yang menunggu penyelamatan.
Komandan Devisi Bala Keselamatan di Bahama Clarence Ingram, mengatakan upaya bantuan dihentikan oleh bandara yang banjir dan membanjiri jalan-jalan di dua pulau yang paling parah dirusak, rumah bagi sekitar 70.000 warga Bahama. Sekitar 60.000 dari mereka membutuhkan bantuan segera.
“Ini mengerikan, upaya bantuan menyediakan kebutuhan dasar manusia seperti makanan dan air mungkin akan berlangsung selama beberapa bulan,”kata Ingram seperti dilansir USA to Day, Kamis (5/9/2019).
Kini menurut dia timnya, sedang menyiapkan makanan dan tempat perlindungan sebaik mungkin. Dia mengatakan mereka memiliki persediaan makanan dan bahan dalam jumlah besar di Florida.
Namun demikian Ingram menjelaskan masih menunggu transportasi ke Grand Bahama,. Alur transportasi mengalami rintangan yang menantang mengingat akibat kehancuran di mana mana.
“Bandara itu digenangi air, gelombang badai menguasai segalanya. Air ada di mana-mana,”kata Ingram.
Di Nassau, ibu kota negara kepulauan itu, badai Dorian menyisakan kemarahanya. Meski dia (badai) sudah berlalu, tetapi genangan air dan tumpukan pasir berlumpur ada di mana mana. Karena itu pasir oleh sejumlah pemilik toko dimasukan ke dalam karung sebagai menahan air dan ditempatkan di pintu pintu toko atau rumah.
Banyak lembaga bantuan, termasuk Palang Merah dan Tim Rubicon, kini masih menilai kerusakan. Landasan pacu di Abaco dibanjiri dan ditutupi dengan puing-puing dan pihak berwenang tidak yakin kapan mereka bisa mendarat di pesawat.
Tim Rubicon mendaratkan tim tiga orang di Abaco untuk menilai kebutuhan, dan diperkirakan akan mengerahkan tim medis mandiri dalam beberapa hari.
“Kami berencana meluncurkan operasi respons skala besar selama beberapa hari ke depan,” kata juru bicara Team Rubicon, DJ Sprenger, melalui email seperti dilansir USA to Day.
Chef Jose Andres, yang membantu mendirikan World Central Kitchen, mentweet bahwa sukarelawan telah mengirimkan ribuan makanan ke Abaco melalui helikopter, melakukan setidaknya tiga perjalanan dari Nassau pada hari Rabu. Andres juga menyewa kapal untuk mengangkut pasokan dari Florida, menggunakan kendaraan amfibi untuk mendarat di pantai-pantai pulau itu.
Laporan awal mengatakan 13.000 rumah dan kawasan bisnis hancur, tetapi penghitungan akhir diperkirakan akan jauh lebih tinggi.
“Ini kehancuran total. Itu hancur. Apokaliptik, ”kata Lia Head-Rigby, yang membantu mengelola kelompok bantuan topan lokal dan terbang di atas pulau Abaco. “Itu bukan membangun kembali sesuatu yang ada di sana; kita harus mulai lagi. ”
Penjaga Pantai A.S. mengatakan bahwa mereka memberikan bantuan operasi udara yang berbasis di Pulau Andros, Bahama. Coast Guard AS juga menyediakan beberapa pemotong dan 17 tim penyelamat air dangkal.
“Kami tidak ingin orang-orang mengira kami telah melupakan mereka,” kata Tammy Mitchell, dengan Badan Manajemen Darurat Nasional Bahama. “Kami tahu kondisi Anda.”
Bahan : USA to Day.com dan kontribusi: The Associated Press |editor: aldinar