Kenapa Timnas Kalah? Ini Ulasannya

Jumat, 6 September 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto: screenshot liputan6.com

Foto: screenshot liputan6.com

DARA | JAKARTA – Timnas Indonesia kalah 2-3 dari Malaysia pada laga kualifikasi Piala Dunia 202 zona Asia di Stadion GBK, Jakarta, Kamis malam  (5/9/2019).

Timnas unggul terlebih dulu 1-0. Namun, disamakan Malaysia menjadi 1-1. Lalu, kembali unggul 2-1. Tapi lagi-lagi tim tamu mampu menyamakan kedudukan hingga 2-2.

Setelah itu, Malaysia menguasai pertandingan. Mengurung lini tengah dan mengacak-ngacak lini pertahanan. Sedangkan Timnas terlihat sudah kecapean hingga tak fokus lagi menjaga pertahanan.

Akibatnya, dimenit-menit akhir, Malaysia melesakkan gol kemenangan menjadi 3-2. Timnas pun akhirnya terpaksa harus menelan kekalahan di kandang sendiri.

Lalu apa penyebabnya? Berikut ulasannya seperti dilansir liputan6.com dari bola.com:

Lini tengah kacau

Keputusan Simon McMenemy menarik keluar Zulfiandi pada awal babak kedua harus dibayar mahal. Tanpa gelandang milik Madura United itu, Timnas Indonesia kehilangan sentuhan dan kerap gagal membangun serangan.

Tak ada yang mencoba untuk sigap menghentikan serangan yang dibangun lini tengah Malaysia. Rizky Pellu yang menjadi pengganti, gagal meredam pergerakan pemain Malaysia yang mendominasi penguasaan bola.

Padahal, selama babak pertama, Zulfiandi tampil sangat efektif di lini tengah. Dia mampu menahan bola dan mengatur tempo permainan.

Di sisi lain, dua gelandang lainnya, Evan Dimas dan Stefano Lilipaly, tidak menunjukkan performa terbaiknya. Selain sering kehilangan bola, keduanya juga gagal menciptakan kreasi serangan untuk lini depan.

Pertahanan rapuh

Pemain belakang Timnas Indonesia sering melakukan back pass yang tidak perlu. Pertama, kiper Andritany Ardhiyasa mengumpan tendangan gawang yang dibalas sundulan balik oleh Hansamu Yama pada menit ke-22. Hal ini sempat dipermasalahkan oleh wasit.

Babak kedua juga demikian. Pemain belakang kerap mengirim umpan kepada Andritany, yang sangat membahayakan. Beruntung, pemain Malaysia yang berada di dekatnya tak mampu merebut bola.

Lebih dari itu, lini pertahanan Timnas Indonesia sangat kacau. Andritany tampil buruk mengantisipasi serangan Malaysia.

Gol pertama Malaysia yang dicetak Sumareh juga lahir akibat tidak ada pemain yang menghadangnya. Demikian halnya Syafiq, yang mencetak gol kedua.

Tak ada yang berusaha menghentikannya saat datang dari belakang dan melakukan sundulan mematikan setelah menerima umpan silang. Andritany juga tak berinisiatif mengamankan bola dengan berduel udara.

Penampilan trisula lini depan Timnas Indonesia sempat mengesankan pada babak pertama. Saddil Ramdani dan Andik Vermansah yang menjadi pemain sayap, mampu mengandalkan kemampuannya dan menyumbang assist.

Beto juga menunjukkan kelasnya lewat torehan gol. Penempatan bola yang apik lahir berkat kualitasnya sebagai striker yang mampu membaca celah lawan.

Namun, Beto tidak bisa berbuat banyak pada babak kedua. Dia dibuat tidak berdaya dengan mendapat pengawaan ketat dari pemain belakang lawan. Selain itu, tak ada lagi kiriman bola ciamik seperti babak kedua.

Pemain Indonesia juga kebingungan saat melakukan serangan dan berhasil masuk pertahanan Malaysia. Dalam situasi bertahan, Malaysia mampu memberi tekanan dan merebut bola dalam penguasaan Timnas Indonesia.

Nama Mohamadou Sumareh sudah menjadi catatan buat Indonesia. Pemain naturalisasi asal Gambia milik Malaysia ini sudah ditandai sebagai sosok yang membahayakan.

Sumareh tak masuk starting eleven. Dia masuk pada menit ke-35. Tetapi, tak sampai semenit bermain, pemain berusia 25 tahun itu langsung membobol gawang Timnas Indonesia. Sumareh, yang menerima umpan terobosan, mampu lepas dari penjagaan pemain Timnas Indonesia.

Gol kedua yang menjadi penetu kemenangan Malaysia pun begitu. Sumareh yang berada di kotak penalti Timnas Indonesia mampu memanfaatkan umpan tarik Matthew Davies, meski dikawal pemain belakang Timnas Indonesia.

Tim Garuda tidak berusaha mengawal pergerakan Sumareh yang kerap membahayakan. Alhasil, dia bergerak bebas dan menjadi mimpi buruk buat tim tuan rumah Indonesia di hadapan suporter sendiri.***

Editor: denkur/Sumber: liputan6.com

 

Berita Terkait

Cek Disini, Hasil Drawing Babak 16 Besar Liga Champions 2024-2025
Gagal di Ajang Piala Asia U-20 PSSI Pecat Pelatih Indra Sjafri
PP Inkado Gelar Workshop ‘Empowering 2025’ Tingkatkan Kualitas Pelatih
Piala Asia 2025, Timnas U-20 Fokus Hadapi Iran, Kamis 13 Pebruari Besok
Jelang Piala Asia U-20 2025, Indra Sajfri Matangkan Strategi Pemain
Munculnya Permenpora Jangan Mengganggu Pembinaan Atlet
Inilah Besarnya Bonus Atlet Kontingen PON XXI dan PEPARNAS XVII 2024 Jabar
Atlet Berprestasi Jawa Barat Terima Penghargaan dan Uang Kadeudeuh
Berita ini 3 kali dibaca

Berita Terkait

Minggu, 23 Februari 2025 - 15:35 WIB

Cek Disini, Hasil Drawing Babak 16 Besar Liga Champions 2024-2025

Minggu, 23 Februari 2025 - 15:21 WIB

Gagal di Ajang Piala Asia U-20 PSSI Pecat Pelatih Indra Sjafri

Selasa, 18 Februari 2025 - 15:14 WIB

PP Inkado Gelar Workshop ‘Empowering 2025’ Tingkatkan Kualitas Pelatih

Rabu, 12 Februari 2025 - 17:03 WIB

Piala Asia 2025, Timnas U-20 Fokus Hadapi Iran, Kamis 13 Pebruari Besok

Minggu, 9 Februari 2025 - 14:09 WIB

Jelang Piala Asia U-20 2025, Indra Sajfri Matangkan Strategi Pemain

Berita Terbaru


PSSI akhirnya melepas posisi Indra Sjafri dari jabatan sebagai pelatih kepala Timnas U-20.(Foto: PSSI)

HEADLINE

Gagal di Ajang Piala Asia U-20 PSSI Pecat Pelatih Indra Sjafri

Minggu, 23 Feb 2025 - 15:21 WIB