DARA | BANDUNG – Generasi muda sekarang lebih cenderung memilih budaya, khususnya bela diri dari luar. Pilihan itu jatuh pada banyak kalangan muda karena bela diri luar negeri dianggap bergengsi.
Demikian kata Ketua Penyelenggara, Milangkala (Ulang Tahun) ke-64 Paguron (Pergutuan) Pencak Silat Gagak Lumayung, Kabupaten Bandung, H. Ki Bagus Selamet, di Soreang, Senin (9/9/2019).
Meski bela diri dari luar dianggap banyak kaum muda paling bergengsi, menurut Selamet, pencak silat telah terbukti sebagai sarana bela diri kompeten. “Dengan diselenggarakan milangkala Paguron Gagak Lumayung, semoga bisa lebih tumbuh ketertarikan warga untuk bersama-sama mengembangkannya,” ujar dia.
Melalui Milangkala ke 64 Gagak Lumayung, bertema Elmu Luhung Sakti Diri Komara Wibawa Mukti, yang mengedepankan konsep Jawara (Jaga Wasiat Rahayat), ia berharp pula pelestarian seni budaya Sunda bisa lebih signifikan. Untuk melestarikan seni budaya itu, lanjutnya, perlu campur tangan pemerintah dan warga bersama-sama meningkatkan potensi daerah melalui pencak silat.
Rampak gawe nanjeurkeun budaya babarengan ngamumule (kerja bersama memenegakkan budaya bersama-sama memelihara) seni budaya, ia harap, jangan hanya kiasan, melainkan harus dibuktikan dalam sikap dan prilaku. “Ulang tahun ini bukan hanya peringatan semata, melainkan juga peringatan bagi warga, khususnya di Kabupaten Bandung, agar bisa menjaga dan melestarikan budayanya sendiri.”
Menurut di lagi, Paguron Gagak Lumayung, sudah berkontribusi dengan menyiapkan atlit berprestasi yang diakui secara regional hingga nasional bahkan internasional. “Dan itu bukti, eksistensi perguruan ini dalam memgharumkan nama daerah,” ujarnya.***
Wartawan: Fattah | Editor: Ayi Kusmawan