DARA | BANDUNG – Bupati Bandung Barat, Aa Umbara Sutisna, cenderung memilih mengembangkan dan mengoptimalkan koperasi dengan memberikan suntikan dana dariAPBD Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, ketimbang mendirikan Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
Hal tersebut dikatakan Aa Umbara seiring banyaknya keluhan masyarakat ataasa marajalelanya bank keliling atau rentenir di KBB. Banyak masyarakat yang terlilit utang akibat pinjaman uang kepada rentenir yang menawarkan proses cepat dan mudah.
“Kalau mendirikan BPR prosesnya pasti lama, sehingga saya lebih memilih mengembangkan koperasi saja, karena sekarang boleh memberi bantuan dana untuk koperasi dari APBD,” ujar Umbara, di kantornya, Ngamprah, KBB, Rabu (11/9/2019).
Menurut Umbara, jika koperasi bisa tumbuh sehat maka bisa memberantas rentenir yang meresahkan masyarakat KBB. Apalagi, pinjaman di koperasi jauh lebih kecil bunganya, hanya sekitar 3 persen.
“Dengan catatan masyarakat atau kelompok yang meminjam juga harus tertib dalam membayar agar koperasi juga bisa tumbuh dengan baik. Dari pada pinjam ke rentenir dengan bunga besar, lebih baik memanfaatkan koperasi,” katanya.
Untuk regulasi, dia akan membahasnya terlebih dahulu agar suntikan dana dari APBD terhadap koperasi bisa secepatnya berjalan. Ia yakin, bantuan dari APBD bisa terbangun di setiap kecamatan bahkan setiap desa.
“Nanti bisa juga kepala desa ikut membantu melalui Bumdes. Yang paling penting kepala desa harus mengetahui juga warganya agar tidak terbawa pinjaman rentenir. Rentenir ini memang harus dibasmi. Faktor perceraian, salah satunya karena terlilit hutang ke rentenir,” ujarnya.***
Wartawan: Muhammad Zein | Editor: Ayi Kusmawan