DARA|JAKARTA – Menghadapi era perang dagang, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, Indonesia harus menyiapkan negosiator yang unggul. Menurutnya, persiapan patut dilakukan karena pemulihan ekonomi yang masih belum merata. Terlebih kebijakan ekonomi antar negara yang makin tidak sinkron. Diperparahan oleh kebijakan konfrontasi perdagangan.
“Perang dagang telah melahirkan keinginan G20 untuk melakukan reformasi multilateral dalam Word Trade Organization (WTO),” ujarnya seperti dikutip Antara, Minggu (2/12/2018).
Atas dasar itu, Sri Mulyani beraharap Pertemuan Tingkat Tinggi G20 yang berlangsung di Buenos Aires Argentina bisa benar-benar menghasilkan keputusan yang menentukan arah ekonomi dan tata kelola global.
Sri Mulyani juga mengingatkan ancaman dan peluang digital ekonomi terhadap kesempatan kerja di masa depan terus menjadi perhatian G20, karena berpengaruh pada kebijakan ketenagakerjaan, jaring pengaman sosial, dan perpajakan.
“Dunia akan semakin kompleks. Globalisasi serta kemajuan teknologi akan memberi banyak kesempatan untuk maju dan mengejar ketertinggalan. Namun, juga menyajikan kerumitan dalam mengelola perekonomian dan sosial suatu negara. Indonesia harus makin keras dan cerdas dalam membangun ekonomi,” ujarnya seperti dilansir dari CNN.
Sri Mulyani meyakini fokus pemerintah dalam membangun kualitas sumber daya manusia dan infrastruktur sudah merupakan hal yang benar, karena bermanfaat bagi pemerataan dan peningkatan produktivitas serta daya kompetisi negara.***
Editor: denkur