DARA l BANDUNG – Ada 23.000 kaum lanjut usia (lansia) di Kabupaten Bandung yang hidupnya terlantar. Tersebar di 28 kecamatan. Mereka butuh perhatian dan tentu kebutuhan dasarnya.
Lantas apa yang dilakukan Dinas Sosial? Jawabnya, kata Kepala Dinsos Pemkab Bandung, Hj Nina Setiani, tentu tidak diam. Selalu diurus. Tiap tahun para Lansia dapat bantuan, termasuk kebutuhan dasarnya. Tahun 2020 saja, 900 lansia akan diberi santunan.
Maksud terlantar, kata Nina, lansia yang tidak dirawat di panti, tapi berada di keluarganya yang juga tidak mampu.
“Kan lansia itu ada yang terlantar, ada yang potensil. Kalau yang potensial masih bisa diberdayakan, masih kuat usaha bisa kita arahkan. Tapi, lansia terlantar ialah yang tidak terpenuhi kebutuhan dasarnya. Data para lansia yang membutuhkan santunan itu berdasarkan data base petugas di lapangan yang diajukan melalui Musrenbang itu, sehingga kami salurkan bantuan,” ujar Nina saat dihubungi di kantornya, Jum’at (18/9/2019).
Jumlah lansia, kata Nina pasti setiap tahun bertambah. Pihak dinsos berupaya memenuhi kebutuhan para lansia dengan harapan bisa mengurangi beban mereka dan keluarganya.
Nina berharap para lansia ke depannya akan hidup dengan nyaman. “Paling tidak merasa nyaman lah. Kalau asalnya tidur di mana saja, kalau ada kasur, ya tidur di kasur. Ada selimut dan bantal, juga pakaian. Tapi yang jelas, ke depannya lansia itu bisa lebih sehat dan berkualitas,” ujar Nina.
Nina juga mengatakan, Bupati membuat Lansia Center, ada taman lansia, ada komunitasnya. Itu sebenarnya persiapan-persiapan agar mereka hidup nyaman, bahagia dan sehat, sehingga bisa meningkatkan angka harapan hidup.
Di ruang terpisah, Kepala Bidang Rehabilitasi Dinas Sosial setempat, Merry Indrawati menambahkan, bantuan kebutuhan dasar bagi para lansia terlantar itu dari Program Pelayanan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial, berupa 22 item kebutuhan dasar lansia, diantaranya kasur, bantal, selimut, dan kebutuhan makanan berupa beras dan mie instan. ***
Kontributor: Sopandi l Editor: denkur