DARA|CIANJUR – Sedikit rasa lega dirasakan orangtua dan keluarga AR (3) bocah yang mengalami kerancuan kelamin di Kampung Mareleng, Desa Kertamukti, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Rasa lega mereka muncul setelah tahu hasil cek kromosom menyatakan AR sebagai laki-laki.
Meskipun hasil cek kromosom sudah didapat, penanganan medis selanjutnya masih harus dilalui AR untuk bisa benar-benar memiliki organ vital yang sempurna. “Alhamdulillah, hasil cek kromosom sudah didapat. Hasilnya 54 persen. AR dinyatakan sebagai laki,-laki,” kata Ela Hayati (47), bibi AR, kepada wartawan, Selasa (24/9/2019).
Ela mengaku hasil medis dari RS Hasan Sadikin Bandung itu disambut gembira mengingat sesuai dengan keinginan pihak keluarga atau AR sendiri. “Soalnya anaknya juga selalu bilang ingin jadi laki-laki. Begitu kalau bicara ke keluarga, kalau ada yang candain bilang dia perempuan suka marah,” ujarnya.
Terlebih, sebut dia, kendati organ intim perempuan pada tubuh keponakannya itu cenderung lebih berfungsi sebagai saluran kencing, sejak lahir AR dinyatakan sebagai laki-laki.
“Sehingga sejak kecil oleh orangtua dan keluarga diperlakukan dengan pola asuh seorang anak laki-laki. Sehingga, sifat dan perilakunya lebih kentara laki-laki,” katanya.
Meski demikian, AR belum bisa menjalani operasi karena masih harus menjalani fase suntik hormon untuk pembentukan organ vital atau kelaminnya. “Paling sedikit lima kali harus suntik hormon dulu untuk menambah ukurannya. Sekali suntik biayanya Rp700 ribu dan itu informasinya tidak di-cover BPJS,” ujarnya.
Ia berharap, AR bisa menjalani operasi dengan lancar termasuk pembuatan saluran dan lubang pada alat kelaminnya nanti. “Mudah-mudahan bisa normal jadi laki-laki seutuhnya, kasihan juga sudah sebulan terakhir ini bolak-balik ke Bandung. Sekarang anaknya juga kurus karena mungkin kecapaian,” ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, pihak Puskesmas Cipeuyeum menyebutkan, kendati kondisi AR dapat dikatakan belum mendesak, perlu segera dilakukan tindakan operasi agar si anak tidak minder atau kebingungan atas kondisi tubuhnya. Terlebih kondisi AR saat ini tengah memasuki fase palis pada tahapan perilaku psikoseksualnya dan sedang dalam masa toilet training.
Sejak lahir AR didiagnosa mengalami hipospadia dan kelainan undescended testis (UTD). Hipospadia, merupakan kelainan pada lubang kencing yang tidak terletak di ujung kepala penis. Sedangkan UDT,kondisi penis yang tidak berada dalam kantung pelir.***
Wartawan: Purwanda | Editor: Ayi Kusmawan