DARA | CIANJUR – Pemprov Jawa Barat menerapkan Perda Sawah Abadi sebagai solusi agar keberadaan sawah tak cepat habis.
Demikian kata Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum, saat memberikan arahan sekaligus bersilaturahmi dengan Kelompok Tani/Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di Satuan Pelayanan Balai Benih Hortikultura Cikadu, Kabupaten Cianjur, menjelang akhir pekan lalu. Menurut dia, Perda Sawah Abadi menjadi salah satu solusi untuk menjaga keberadaan area persawahan di daerah ini, sehingga jumlah produksi tani stabil.
“Ada tantangan dalam pertanian. Yakni lahan (pertanian) semakin menyempit. Solusinya adalah Perda Sawah Abadi dan harapannya diikuti pemerintah kabupaten/kota lainnya,” ujar dia.
Selain itu, cuaca menjadi tantangan di sektor pertanian. Karena itu, lanjutnya, harus ada edukasi terkait lingkungan kepada masyarakat. Problem lainnya adalah generasi penerus. Saat ini, jarang sekali generasi pemuda yang ingin menjadi petani.
“Tentunya, pertanian harus dijadikan sektor usaha yang berorientasi menguntungkan, di mana faktor ini yang menjadi pertimbangan generasi muda dalam menekuni suatu usaha,” katanya.
Uu berharap link-and-match antara lahan dan manfaatnya dapat meningkatkan jumlah produksi sekaligus melestarikan lingkungan. “Maka bantuan untuk bidang pertanian, seperti alat- alat, harus sampai ke petani yang membutuhkan.”
Ia menuturkan, Jawa Barat menjadi salah satu lumbung padi terbesar di Indonesia dengan produksi 13,52 juta ton atau 15,38 persen dari total produksi nasional. Karena itu Pemprov Jawa Barat saat ini akan terus memerhatikan kondisi pertanian.
“Sebab, sektor pertanian, terutama pangan, merupakan faktor vital bagi masyarakat Jawa Barat dan nasional,” katanya.***
Editor: Ayi Kusmawan