Ratusan titik panas (hot spots) masih teridentifikasi di Sumatera Selatan. Sehingga, daerah ini masih diliputi asap. Luas lahan terbakar di seluruh wilayah Indonesia hingga saat ini mencapai 328.722 ha.
DARA | JAKARTA — Pantauan citra satelit modis-catalog Lapan, dalam kurun 24 jam terakhir dengan tingkat kepercayaan 30% mengidentifikasi 727 titik panas atau hot spots di wilayah Sumatera Selatan. Titik panas terbanyak berada di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir.
Menurut Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Agus Wibowo, Titik panas juga teridentifikasi di Kabupaten Banyuasin 188 titik, Musi Banyuasin 90, Muara Enim 26, dan Kabupaten Ogan Ilir 17. “Dilihat arah angin pada citra satelit Himawari pukul 16.00 WIB, asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) mengarah umumnya dari tenggara ke barat laut,” katanya, dilansir bnpb, go.id, Rabu (16/10/2019).
Pantauan BNPB pagi kemarin, pukul 16.00 WIB, lanjut dia, kualitas udara di wilayah Sumatera Selatan (Sumsel) masih menunjukkan sangat tidak sehat atau pada angka 194. Kualitas tersebut dilihat dari indikator PM2,5.
Sementara itu, agus menambahkan, rilis BMKG pada kemarin, mencatat, berdasarkan pantauan satelit Modis (Terra Aqua), Suomi NPP, dan NOAA 20 selama seminggu terakhir (8 Oktober-14 Oktober 2019), terdeteksi peningkatan jumlah titik panas di beberapa wilayah, salah satunya di Sumatera Selatan.
Agus menyebutkan, informasi dari BPBD Provinsi Sumsel, asap terpantau berkurang dibandingkan sehari sebelumnya, Senin (14/10/2019). Namun demikian aktivitas belajar mengajar masih diliburkan hingga hari ini.
“Berdasarkan citra satelit, asap terdeteksi di wilayah Sumatera, seperti di Sumatera Utara, Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Barat, Sumsel dan Lampung,” ujar dia, seraya menambahkan, Sebaran asap tidak sampai menimbulkan transboundary haze atau asap yang melewati batas negara.
Penanganan karhutla oleh BNPB serta pihak lainnya, masih terus diupayakan oleh pos komando penanganan darurat bencana asap wilayah Sumsel. Pemadaman darat dilakukan dengan dukungan pengeboman air dari udara.
“Personel gabungan yang disiagakan di Sumsel mencapai 8.679 personel dan tujuh heli water-bombing dan dua untuk patroli,”kata Agus.
Ia mengungkapkan, luas lahan terbakar di Sumsel mencapai 11.826 ha dari Januari-Agustus 2019. Sedangkan luas lahan terbakar di seluruh wilayah Indonesia mencapai 328.722 ha.
“Sementara itu, beberapa wilayah terdampak karhutla masih menunjukkan kualitas udara buruk,” ujarnya.
Data BNPB kualitas udara kemarin dengan indikator PM 2,5 di wilayah Jambi menunjukkan kualitas udara sangat tidak sehat (199), Kalimantan Tengah tidak sehat (129), Kalimantan Selatan tidak sehat (93), dan Riau tidak sehat (52). Sedangkan Kalimantan Barat baik (10).***
Editor: Ayi Kusmawana