DARA | BANDUNG – Menciptakan SDM yang unggul dan berkualitas merupakan salah satu misi prioritas pembangunan yang diusung Bupati Bandung H. Dadang M Naser, SH., S.I.P., M.Ip. Misi yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bandung Tahun 2016-2021 tersebut, mengarahkan SDM yang memiliki intelektualitas tinggi dan bermoral baik.
Bupati senantiasa mengingatkan ASN saat menjalankan tugas dan fungsinya tidak boleh jauh dari Al-Qur’an, agar moralnya terjaga baik. Dia ingin menciptakan kondisi masyarakat Kabupaten Bandung yang memiliki nilai-nilai dan norma, semangat, dan kaidah agama.
Semuanya harus menjiwai, mewarnai, dan menjadi ruh atau pedoman bagi seluruh aktivitas kehidupan. “Termasuk dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan dengan tetap menjunjung tinggi toleransi dan kerukunan hidup beragama,”ucapnya, seusai menyimak tausiyah Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bandung, KH. Yayan Hasuna Hudaya, M.M.Pd dalam Siraman Rohani, di Gedung Dewi Sartika Soreang, Senin (21/10).
Ia memandang siraman rohani bisa menjadi salah satu media untuk meningkatkan kualitas ketaqwaan dan keimanan jajarannya. “Ketika melaksanakan tugasnya, ASN harus memiliki budi pekerti yang luhur selalu menjunjung tinggi integritasnya dan jadi contoh yang baik untuk masyarakat.”
Sementara dalam tausiyahnya, Yayan Hasuna Hudaya menyampaikan pentingnya menjaga kesehatan rohani bagi umat muslim. Masih banyak masyarakat yang tidak tahu bahaya penyakit hati.
“Jika terkena penyakit jasmani seperti stroke, kanker, dan jantung, kita dapat merasakan dan langsung melakukan pengobatan. Tapi penyakit hati, kita sama sekali tidak dapat merasakannya. Siraman rohani bisa menjadi langkah preventif untuk mencegah penyakit hati ini,” ujarnya.
Menurut dia, penyakit hati merugikan bagi seorang muslim. Oleh karena itu, sudah sepantasnya seorang muslim waspada terhadap hal tersebut.
“Adapun jenis-jenis penyakit hati yang harus diwaspadai adalah takabbur (sombong), riya (pamer), ujub (narsis), hasad (iri dengki), dan taqtir (pelit). Agar keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah tetap terpelihara, maka kita harus memberikan asupan untuk hati kita,” kaya Yayan.
Jika telah merasa terkena penyakit hati, lanjutnya, seorang muslim dapat mengobatinya dengan membaca Alquran, shalat malam, berkumpul dengan orang shaleh, puasa, dan dzikir malam. Al-Quran merupakan salah satu obat paling mujarab bagi hati.
Dengan membaca Al-Quran, menurut dia, hati menjadi lebih tenang. Sementara shalat malam, merupakan obat hati yang memiliki banyak keutamaan.
“Dengan rutin mendirikan shalat malam dapat melembutkan dan menjauhkan dari penyakit hati. Jika hati dan rohani kita sehat, maka akan muncul sifat sabar, pemaaf, dan rasa syukur kepada Allah,” katanya.***
Editor: Ayi Kusmawan