Duh, Minggu Ini, Asteroid Raksasa Melewati Bumi

Rabu, 23 Oktober 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi (Foto: liputan6.com)

Ilustrasi (Foto: liputan6.com)

Saat asteroid terbang melewati Bumi, akan melaju dengan kecepatan sekitar 25.000 mil per jam, 12 kali lebih cepat dari peluru

 

DARA | Asteroid raksasa yang kemungkinan punya ukuran lebih besar dari gedung tertinggi di dunia akan melesat melewati Bumi pada minggu ini, menurut NASA.

Data dari Pusat Studi Objek Dekat Bumi (CNEOS) NASA menunjukkan bahwa asteroid raksasa itu –yang dikenal sebagai 162082 (1998 HL1)– akan melakukan pendekatan terdekat ke planet ini pada Jumat, 25 Oktober 2019 pukul 13.21 EDT atau Sabtu dini hari, 26 Oktober jam 00.21 WIB.

Pada titik ini, batuan ruang angkasa akan berada sekitar 0,04155 unit astronomi, atau 3,862,313 mil dari Bumi –kira-kira setara dengan 16 kali jarak antara Bumi dan Bulan. Meskipun posisi HL1 tampak sangat jauh, namun dalam hal tata surya sebenarnya relatif dekat dengan Bumi –meskipun tidak ada kemungkinan bahwa 1998 HL1 akan bertabrakan dengan planet kita.

Saat asteroid itu terbang melewati Bumi, ia akan melaju dengan kecepatan sekitar 25.000 mil per jam –sekitar 12 kali lebih cepat dari peluru yang ditembakkan dari senapan.

1998 HL1 diprediksi berukuran antara 1.443 dan 3.248 kaki (439,8 dan 989,9 meter). Ini berarti batu ruang angkasa tersebut kemungkinan bisa lebih tinggi daripada menara Burj Khalifa –bangunan tertinggi nomor satu di dunia dengan ukuran 828 meter.

1998 HL1 adalah objek dekat-Bumi (NEO) –semua yang mengorbit mengelilingi matahari dalam jarak 121 juta mil dari bintang dan 30 juta mil dari Bumi, demikian seperti dikutip dari Newsweek, Rabu (23/10/2019).

Meskipun 1998 HL1 tidak berada pada jalur untuk menabrak Bumi selama beberapa abad mendatang, akan tetapi asteroid ini diklasifikasikan sebagai “berpotensi berbahaya.”

Istilah di atas merujuk pada setiap NEO yang diperkirakan datang dalam 0,05 unit astronomi (4,647,790 mil) Bumi di beberapa titik dan diperkirakan berdiameter lebih dari 140 meter berdasarkan besaran yang diamati.

Asteroid 1998 HL1 akan dapat dilihat oleh beberapa teleskop amatir, tetapi sebaiknya Anda bisa memanfaatkan situs web Virtual Telescope Project agar bisa menyaksikannya langsung dengan mata kepala Anda.

Anda bisa live streaming pada Jumat mulai jam 10.00 Pacific Time (PT) atau Sabtu dini hari pukul 00.00 WIB di https://www.virtualtelescope.eu.

Virtual Telescope Project sudah melacak HL1 dan menciptakan animasi keren asteroid ini yang sedang melintasi ruang angkasa pada 21 Oktober.

Asteroid itu muncul sebagai titik terang yang bergerak dengan latar belakang bintang-bintang.

Saat ini, para ilmuwan tahu bahwa ada lebih dari 20.000 NEO yang ditemukan dengan kecepatan 30 per minggu –sebagian besar di antaranya adalah asteroid.

Di antara 20.000 yang diketahui, sekitar 5.000 digolongkan sebagai berpotensi berbahaya, meskipun para peneliti tidak mengetahui ada yang memiliki peluang untuk menyerang Bumi setidaknya satu atau dua abad mendatang.

Adalah sebuah keberuntungan bagi makhluk hidup di Bumi, karena jika asteroid sebesar 1998 HL1 benar-benar menghantam planet kita, maka dampaknya bisa menyebabkan kerusakan regional dan bahkan berpotensi mempengaruhi iklim global.

Meskipun demikian, tabrakan yang melibatkan benda-benda langit berukuran serupa dengan HL1 sangat langka, walau pernah terjadi di masa lalu.

Sementara para ilmuwan untuk saat ini tidak mengetahui adanya ancaman besar yang akan terjadi, sejumlah badan antariksa di dunia masih bersiap untuk selalu waspada dan mengintai angkasa luar.

Hal ini disebabkan karena sekitar dua pertiga dari objek yang lebih besar dari diameter 140 meter di tata surya belum ditemukan, menurut perkiraan NASA.

Sementara itu, asteroid terakhir yang melakukan pendekatan terdekat ke Bumi terjadi pada Juni 2019. Namun, batu ini tidak akan melakukannya lagi sampai Oktober 2026, menurut data dari Jet Propulsion Laboratory NASA.***

Editor: denkur

Artikel ini diambil seutuhnya dari liputan6.com, Rabu (23/10/2019)

Berita Terkait

Kemendes Yandri : Bergerak Langsung ke Desa Untuk Mempercepat Sinergitas
Ketua Umum Bhayangkari Tinjau Penyaluran Air Bersih bagi Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi di Posko Kobasoma
Berantas Judi Online, LPSK Siap Jaga Kerahasiaan Saksi
Simak! Dirut Pertamina Merapat ke Kemhan
Menekraf Teuku Riefky Ajak Stakeholder Dukung Ekraf Sebagai Mesin Baru Pertumbuhan Indonesia
Astama Ops Kapolri Tinjau Posko Kemanusiaan Polda NTT, Pastikan Kesiapan Bantuan Korban Erupsi Gunung Lewotobi
Panglima TNI Tinjau Dampak Erupsi Gunung Lewotobi Laki laki
Dukungan Kian Menguat, SMSI Gagas RM Margono Djojohadikoesoemo Menjadi Pahlawan Nasional
Berita ini 2 kali dibaca
Tag :

Berita Terkait

Kamis, 14 November 2024 - 18:31 WIB

Kemendes Yandri : Bergerak Langsung ke Desa Untuk Mempercepat Sinergitas

Kamis, 14 November 2024 - 17:58 WIB

Ketua Umum Bhayangkari Tinjau Penyaluran Air Bersih bagi Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi di Posko Kobasoma

Kamis, 14 November 2024 - 12:36 WIB

Berantas Judi Online, LPSK Siap Jaga Kerahasiaan Saksi

Kamis, 14 November 2024 - 12:17 WIB

Simak! Dirut Pertamina Merapat ke Kemhan

Kamis, 14 November 2024 - 11:58 WIB

Menekraf Teuku Riefky Ajak Stakeholder Dukung Ekraf Sebagai Mesin Baru Pertumbuhan Indonesia

Berita Terbaru

JABAR

Si Propam Polres Garut Bakti Sosial di Pesantren Al Bayan

Jumat, 15 Nov 2024 - 16:48 WIB