Ribuan guru agama di Kota Sukabumi kini mendapat honor Rp150 ribu per bulan. Uang tersebut merupakan bentuk perhatian dari pemkot setempat.
DARA | SUKABUMI – Sebanyak 1.600 orang guru madrasah diniyah dan ibtidaiyah, ponpes, guru taman pendidikan al Quran (TPQ), dan marbot di Kota Sukabumi mendapat honorarium Rp150 ribu per bulan. Uang tersebut merupakan bentuk perhatian pemkot setempat.
“Uang honor tersebut, dibagikan setiap triwulan,” kata Kabag Kesra Setda Kota Sukabumi, Aang Zaenudin, di sela pembagian honorarium, di Gedung Pusat Kajian Islam, Senin (28/10/2019).
Total bantuan, lanjut dia, Rp3 miliar untuk tahun 2019. Uang yang diberikan hari ini merupakan triwulan ketiga yakni untuk Juli, Agustus, dan September. “Uang langsung ditransfer ke rekening penerima,” ujar dia.
Meski masih jauh untuk mencukupi kebutuhan, Aang berharap bantuan tersebut menjadi motivasi bagi mereka dalam memberikan layanan terbaik. Uang tersebut hanya bentuk perhatian dari wali kota.
“Paling tidak, memberikan energi positif bagi mereka,” katanya.
Aang mengakui, belum semua tenaga guru diniyah dan ibtidaiyah menerima honorarium. Masing-masing madrasah hanya empat guru saja.
“Jumlah tersebut meningkat, dibanding tahun sebelumnya hanya satu orang per madrasah,” ujarnya.
Untuk itu, dia berharap, Pemkot Sukabumi bisa memberikan tambahan pada tahun mendatang. Sehingga, semua guru menerima bantuan yang sama dengan jumlah yang lebih besar.
“Jumlah guru madrasah diniyah dan ibtidaiyah di Kota Sukabumi, mencapai 2.000 orang. Mereka tidak mendapat honor yang layak,“ kata dia.
Kami telah melayangkan surat usulan kepada wali kota agar uang honorarium tersebut bisa ditambah. “Mudah-mudahan disetujui oleh pak wali dan DPRD. Kalau keuangan mencukupi, semoga tahun depan semua menerima honorarium,” ujar Aang.
Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi, mengatakan, honorarium diserahkan secara bergelombang. Hal ini mengingat jumlahnya yang mencapai ribuan.
“Intinya bagaimana pemkot Sukabumi berharap, para guru agama baik diniyah maupu ibtidaiyah menjadi tulang punggung percepatan pembangunan di bidang keagamaan. Sehingga lahir generasi yang memiliki akhlak terbaik,” katanya.
Fahmi nambahkan, Pemkot Sukabumi kekurangan guru agama berstatus ASN untuk jenjang SD dan SMP. Hal ini membuat sekolah berinisiatif merekrut guru walaupun menjadi beban sekolah tersebut.
“Kami sudah mengajukan kepada pemerintah agar ada tambahan kuota guru agama. Kebutuhan hampir di semua SD dan SMP, jumlahnya seratus lebih,” ujarnya.***
Wartawan: Riri Satiri | Editor: Ayi Kusmawan