Banjir di Kecamatan Rancaekek dikhawatirkan akan lebih parah dari sebelumnya, akibat dampak dari proyek KCIC. Di sisi lain kehadiran KCIC diperlukan. Inilah pemdapat anggota DPRD Kabupaten Bandung.
DARA | BANDUNG – Beberapa daerah langganan banjir di Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat diperkirakan akan menanggung risiko lebih parah dari sebelumnya. Proyek Kereta Cepat Indonesia-Cina (KCIC) yang menyumbat sejumlah saluran drainase serta ketinggian tanah urugan melebihi pemukiman warga.
Wakil Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Bandung, Cecep Suhendar, menyampaikan hal tersebut setelah dia bersama tokoh masyarakat Kecamatan Rancaekek meninjau wilayah tersebut beberapa waktu lalu. Dengan kondisi seperti itu, menurit dia, warga Rancaekek terancam banjir dua kali lebih besar dari biasanya.
Menurtut dia, terdapat beberapa dampak dari pekerjaan proyek KCIC yang melipatgandakan risiko banjir di Kecamatan Rancaekek. “Resiko terbesar adalah urugan tanah di lokasi proyek telah mengelilingi pemukiman warga yang memang sebelumnya juga daerah langganan banjir,” ujar Cecep saat ditemui di Sekretariat DPRD Kabupaten Bandung, Soreang, Selasa (29/10/2019).
Bahkan, lanjut Cecep, lebih parahnya yang menjadi tempat urugan tadinya justru merupakan daerah yang dijadikan warga untuk mengalirkan air saat banjir. Ketinggian urugan tersebut mencapai delapan meter dan ada yang permukaannya hampir rata dengan atap rumah warga.
“Selain itu, sejumlah saluran drainase warga juga banyak yang hilang. Sebagian tertutup oleh material proyek, sebagian jalurnya terpotong oleh lokasi proyek,” ujarnya.
Cecep mengimbau Badan Penanggunlangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung menyiapkan langkah penanggulangan yang lebih komprehensif. Sebab, lanjut dia, risiko banjir di Rancaekek tahun ini hampir dipastikan tak bisa dielakkan.
Beberapa wilayah yang dinilai paling rawan adalah Desa Rancaekek Kulon, Rancaekek Wetan, Bojongloa, dan Desa Sukamanah. Empat desa tersebut setiap tahunya merupakan langganan banjir dan saat ini justru dikelilingi urugan dan saluran drainase yang tertutup.
Di sisi lain politisi Partai Golkar itu mengakui proyek KCIC merupakan proyek strategis nasional yang perlu didorong percepatannya. Pihaknya pun sangat mendukung proyek tersebut agar bisa diselesaikan tepat waktu.
Ia menambahkan, sesuai kesepakatan awal, PT KCIC bersama Pemkab Bandung dan Pemprov Jawa Barat berencana membangun danau retensi di lokasi tersebut. Namun, ia menduga pihak PT KCIC lupa terhadap kewajibannya akibat terlalu fokus mengejar target percepatan proyek.
Sebagai solusi, ia berharap, PT KCIC bisa segera berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk mengantisipasi dampak lingkungan dari proyek tersebut. “Bupati Bandung harus segera memanggil pihak KCIC dan membahas antisipasi banjir, karena idealnya percepatan proyek tetap harus diimbangi dengan antisipasi banjir sebagai dampak pekerjaan yang berjalan,” katanya.
Sementara itu, Bupati Bandung, Dadang M. Naser, mengatakan, pihaknya sudah sempat menyampaikan keluhan masyarakat Rancaekek kepada pihak KCIC. Dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan pertemuan dengan PT KCIC.***
Wartawan: Muhammad Zein | Editor: Ayi Kusmawan