Belantika musik pop tanah air di tahun 1970-an sempat digegerkan dengan munculnya sebuah grup band asal Papua yaitu Black Brothers. Lagu-lagunya disukai tua muda saat itu
Lagu-lagunya melejit dan disukai tua muda saat itu. Ada sederat judul lagu yang sempat buming, diantaranya “Putus di Tengah Kerinduan”, “Terjalin Kembali”, “Derita Tiada Akhir”, “Kisah Seorang Pramuria”.
Black Brother muncul tahun 1976. Beranggotakan delapan pemusik asal Papua, yakni Hengky MS (lead gitar), Benny Betay (bas), Jochie Phu (kibor), Amry Tess (terompet), Stevie MR (drum), Sandhy Betay (vokal), Marthy Messer (lead vokal), dan David (saksofon).
Andi Ayamiseba menjadi melengkapi formasi grup band yang beraliran musik pop ini sebagai manajer.
Album pertama Black Brothers membuka jalan bagi Black Brother menjadi salah satu musisi papan atas Indonesia. Salah satu lagu ciptaan Hengky MS dalam album tersebut yang berjudul “Kisah Seorang Pramuria” sempat menjadi kontroversi karena dianggap sangat identik dengan Charles Hutagalung. Meskipun diwarnai berbagai kontroversi, mereka tetap terus berkarya dan semakin dikenal oleh penikmat musik Indonesia.
Tanggal 28 Desember 1976, Black Brothers tercatat pernah tampil duel meet musik keras di Istora Senayan dengan SAS, trio rock asal Surabaya. Black Brothers membawakan lagu bernuansa Papua berjudul “Huambello” yang dimainkan dengan gaya hard rock. Bersama grup musik Freedom dan Grup Bani Adam, mereka tampil di Bandung tahun 1977.
Black Brothers memiliki keunikan dalam bermusik, yakni lebih suka membawakan musik bertema hard rock ketika di atas panggung, tetapi cenderung mengusung musik pop dalam album-album yang mereka buat. Popularitas mereka kemudian meredup, setelah mengalami masalah internal antar personelnya.***
Editor: denkur/Referensi: wikipedia