Bambu kini sudah banyak dilupakan. Tapi di tangan orang-orang kreatif bambu bisa disulap menjadi produk bernilai ekonomi tinggi. Produk berbhaan bambu dari Jawa Barat, bahkan bisa tembus Inggris.
DARA | BANDUNG – Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum, menyebutkan, saat ini masyarakat sudah banyak yang tidak peduli terhadap kelestarian bambu.
“Mungkin hanya petani atau pengusaha bambu (yang peduli akan kelestarian bambu),” katanya, saat membuka Bambu Vaganza Bambu Juara di Gedung Sate, Kota Bandung, kemarin.
Dalam memperingati Hari Bambu Nasional, Pemprov Jawa Barat bersama komunitas Baju Baja (Bambu Juara Bambu Jawa Barat) menggelar Bambu Vaganza Bambu Juara. Menurut Uu, peringatan Hari Bambu Nasional merupakan momentum bagi masyarakat daerah ini untuk peduli akan kelestarian bambu.
Apalagi, bambu memiliki nilai budaya dan ekonomi. “Sekarang bambu bukan hanya dipakai untuk bangunan. Tapi memiliki nilai tambah dari olahannya. Artinya memelihara bisa melestarikan lingkungan dan punya nilai ekonomi,” ujarnya.
Karena itu, ia mengapresiasi gerakan pelestarian bambu yang digagas oleh komunitas Baju Baja. Gerakan tersebut, menurut dia, mampu mendongkrak perekonomian masyarakat, khususnya masyarakat di pedesaan.
“Saya harap juga berikan pelatihan untuk mengelola bambu menjadi bernilai ekonomi kepada generasi muda di perkotaan,” ucapnya.
Ketua Baju Baja, Oki Hikmawan, menyebutkan, visi utama dari komunitasnya adalah meningkatkan perekonomian masyarakat dengan melestarikan kearifan lokal, salah satunya bambu. Dia berharap Pemprov Jawa Barat dapat membuat perajin bambu daerah ini naik kelas.
Selain itu, lanjut Oki, Baju Baja sudah melakukan pelatihan pengolahan dan pengelolaan bambu di 35 desa dan dua pesantren di sembilan kabupaten/kota di Jawa Barat. Bahkan 12 desa sudah mendapatkan bantuan mesin untuk usaha kecil menengah.
“Target kami seratus desa kreatif melalui pengolahan bambu tahun depan akan kami selesaikan,” ujar Oki.
Menurut dia, sejumlah kriya bambu Jawa Barat sudah masuk ke pasar internasional. Seperti jam tangan bambu yang sudah menembus Inggris.
“Mereka ingin memesan lagi. Mudah-mudahan bertambah negara lainnya agar bambu Jabar dikenal di mancanegara. Kami juga sudah bersepakat dengan delapan hotel berbintang untuk pemakaian lampu kamar dengan bambu Jabar,” katanya.***
Editor: Ayi Kusmawan