Dua anak ditemukan tewas tanpa kepala. Satu di Samarinda, Kalimantan Timur, satunya lagi di Katingan, Kalimantan Tengah. Dua peristiwa sadis itu kini sedang ditangani jajaran kepolisian.
DARA | KALTIM – Peristiwa di Samarinda. Seorang anak yang kemudian diketahui bernama Yusuf Ghazali berusia empat tahun, ditemukan tewas tanpa kepala di sebuah parit.
Awalnya Yusuf Ghazali dititpkan orangtuanya di PAUD Jannatul Athfaal, Samarinda. Namun, kemudian anak itu hilang dua minggu hingga akhirnya ditemukan sudah tewas tanpa kepala di sebuah parit yang berlokasi 20 meter dari PAUD.
Sempat muncul dugaan bahwa anak itu korban pembunuhan. Namun, setelah polisi dengan seksama melakukan penyelidikan akhirnya terungkap bawa anak itu jatuh ke parit. Seperti dikatakan Kapolresta Samarinda Kombes Arif Budiman, dugaan sementara memang anak itu tercebur ke sebuah parit.
Persoalan kenapa kepalanya hilang, Kombes Arif Budiman mengatakan, diduga karena hilangnya dari PAUD sudah memakan waktu 16 hari, jasadnya jadi lembek udah kena air, mungkin digigit binatang, tergerus batu, ranting-ranting, sehingga saat ditemukan sudah tidak utuh lagi. Bahkan, di badan balita Yusuf ditemukan kulit reptil.
“Nanti hasil forensik yang menentukan kira-kira jenis reptil apa yang diduga memakan jasad korban. Nanti dicocokkan apakah memang di TKP (lokasi penemuan mayat) habitatnya reptil tersebut. Kalau dari masyarakat infonya banyak biawak ya,” ujarnya.
Hingga berita ini ditayangkan polisi masuk terus mendalami kasus ini.
Sementara itu jasad anak tanpa kepala juga ditemukan di semak-semak lokasi tambang emas tanpa izin di Katingan, Kalteng, 2 Desember 2019. Anak itu berinisial H (12).
Dokter forensik RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya, Ricka mengatakan, kuat dugaan anak di bawah umur itu adalah korban asusila.
Ricka menjelaskan, dari hasil autopsi bagian dubur anak di bawah umur berjenis kelamin laki-laki itu mengalami luka robek selebar delapan centimeter. Beberapa bagian tubuhnya mengalami luka lebam.
“Korban diperkirakan sudah meninggal selama tiga hari karena badannya sudah membengkak dan kaku saat ditemukan di lokasi kejadian,” ungkap Ricka, dikutip dari detikcom, Selasa (10/12/2019).
Kabid Humas Polda Kalteng, Kombes Hendra Rochmawan mengatakan, pelakunya berinisial A (35) sudah diamankan. Tersangka tinggal satu daerah dengan korban. Sudah berkeluarga dan diduga mengalami kelainan seks.
Kasus ini, lanjut Kombes Hendra, tidak ada kaitannya dengan isu ‘ngayau’ atau pemenggal kepala yang hangat dibicarakan di masyarakat. Tapi murni tindak kriminal dengan kasus potong kepala.***
Editor: denkur
dari berbagai sumber