Lewat tangannya “lahirlah” Lamborghini Aventador, Concept, Gallardo, Porsche 911, Ferrari Spider, Enzo, dan Bugatti. Itulah sejumlah mobil mewah hasil modifikasi Ronny dengan bahan dasar mobil tua berbagai merk plus bahan bekas yang ada di bengkel ayahnya.
TAHUN 2001 Ronny Nopirman, warga Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, memiliki sebuah mobil tua merk Citroen pemberian orangtuanya. Bermimpi punya kendaraan sport namun keuangan tidak memungkinkan, ia pun berinisiatif memodifikasi mobil tuanya itu.
Ia membeli replika mobil sport mainan skala 1:64, yaitu jenis Lamborghini Countach sebagai contoh. Kebetulan orang tuanya juga buka bengkel di Kecamatan Majalaya.
“Di sana saya membongkar mesin, mengelas, mengetok, mendempul, dan mengecat. Semua saya lakukan sendiri. Kebanyakan bahannya dari bekas-bekas plat yang ada di bengkel,” ungkap Ronny, di bengkel custom miliknya beberapa waktu lalu.
Setelah enam bulan rampung, meskipun mobil sport buatannya masih kasar, banyak orang yang suka. Kemudian, pria berusia 38 tahun lulusan SMK Angkasa Kecamatan Margahayu jurusan elektronik tersebut, menjual mobil modifikasi pertamanya ke sebuah showroom mobil. “Kalau dihitung-hitung, secara nominal saya rugi sekitar 1-2 jutaan. Tapi saya puas. Apalagi itu karya pertama hobi saya memodifikasi,” ucapnya.
Setelah menikah, selama 8 tahun lamanya ia vakum dari hobinya memodifikasi mobil. Sekitar tahun 2009, ia memulai lagi hobinya.
Mencontoh lagi mobil mainan yang ia beli, Ronny mengubah Honda Accord keluaran 1982 menjadi sebuah Ferrari Spider. “Hasilnya lebih rapi dari yang pertama dan saya bangga saat mengendarainya sehari-hari. Perbedaan dengan yang pertama saya buat, kali ini benar-benar saya tiru dari aslinya. Mesin Accord saya pindah ke bagian belakang.”
Mobil kedua hasil karyanya dipajang di media sosial dan melalui tawar menawar dengan peminat, Ferrari Spidernya ia jual seharga Rp135 juta. Tahun 2015, Ronny mendapat banyak pesanan, membuka sebuah bengkel sendiri dan merekrut beberapa karyawan.
“Saat itu saya mulai merekrut karyawan, karena tidak tanggung-tanggung, pesanan pertama bikin lima unit jenis Lamborghini Reventon. Mesin dan kaki-kakinya asli bawaan pabrikan mobil yang mau di modif. Tapi untuk bagian eksterior, seperti lampu dan body, kami bikin sendiri,” katanya.
Hingga saat ini, beragam jenis mobil sport telah ia buat. Sebut saja Lamborghini Aventador, Concept, Gallardo, Porsche 911, Ferrari Spider, Enzo, Bugatti. Total hingga saat ini, ia telah memodifikasi sekitar 35 buah mobil.
“Satu unit modifikasi, saya banderol 350-400 jutaan. Pemesan paling banyak minta dibuatkan Lamborghini. Untuk fokus satu unit mobil, butuh waktu hanya lima bulan. Tapi kalau dapat pesanan banyak, bisa mencapai 8 hingga 12 bulan,” ujar Ronny.
Selain mobil, ia pun membuat speedboat baik jenis motor maupun elektrik. Bahkan pernah pula mendapat pesanan body helikopter.
Sejumlah 12 karyawannya antara lain berasal dari Kecamatan Baleendah dan Kecamatan Banjaran. Dari seluruh tahapan pengerjaan, menurut dia, paling lama itu di finishing, karena membutuhkan ketelitian dan ketekunan yang tinggi.
Kendalanya, tidak banyak SDM yang punya kemampuan itu. “Saya membuka bengkel ini, bukan hanya melihat bisnisnya. Tapi saya ingin bermanfaat bagi masyarakat dengan membuka lapangan kerja,” katanya.
Bupati Bandung, H. Dadang M. Naser, menilai, yang dikerjakan Ronny sangat bermanfaat bagi warga sekitarnya, yaitu turut berkontribusi membantu pemerintah daerah dalam membuka lapangan pekerjaan. Tak hanya itu, Roni juga menjadi salah satu sosok sumber daya manusia Kabupaten Bandung yang unggul, karena turut pula meningkatkan perekonomian yang berdaya saing.
Kecanggihan teknologi saat ini, lanjut bupati, dijadikan peluang oleh Roni untuk menuangkan inovasi dan kreativitasnya dalam merakit otomotif. “Di era revolusi industri 4.0 ini, kiprah Ronny dalam memanfaatkan media digital menjadi sesuatu yang positif. Tentunya patut ditiru masyarakat lainnya,” ujarnya.
Dadang menyebut potensi-potensi inovasi yang bermunculan di tengah masyarakat, sudah jelas akan membantu fungsi pemerintah daerah dalam memberdayakan masyarakat. Pihaknya megapresiasinya.
Ia berharo, kiprah Ronny ini bisa memotivasi yang lain. “Ia memulai keunikan yang berawal dari keinginan. Untuk berhasil, tidak cukup dengan mimpi. Keinginan harus diwujudkan dengan berfikir. Itulah salah satu kunci kesuksesan dalam hidup,” katanya.***
Editor: Ayi Kusmawan